Donald Trump Setuju 1 Miliar Dolar untuk Bom Baru dan Buldoser Lapis Baja bagi Israel
TRIBUNNEWS.COM- Presiden AS Donald Trump telah meminta Kongres untuk menyetujui pemindahan bom tambahan senilai 1 miliar dolar dan peralatan militer lainnya ke Israel, The Wall Street Journal (WSJ) melaporkan pada tanggal 4 Februari.
Pemindahan senjata yang direncanakan mencakup 4.700 bom yang beratnya masing-masing 1.000 pon, senilai lebih dari $700 juta, serta buldoser lapis baja yang dibuat oleh Caterpillar, senilai lebih dari $300 juta, kata pejabat Gedung Putih.
Ke-4.700 bom tersebut terdiri dari 4.500 BLU-110 dan 200 Mk-83, yang disebut Pentagon sebagai “bom serbaguna.”
Buldoser lapis baja Caterpillar D9 digunakan oleh tentara Israel untuk menghancurkan rumah-rumah warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza yang diduduki.
Dana untuk persenjataan dan peralatan akan berasal dari miliaran dolar bantuan militer AS yang diberikan kepada Israel setiap tahunnya dengan biaya pembayar pajak AS.
Bom yang dipasok AS telah berkontribusi secara signifikan terhadap pembunuhan Israel terhadap lebih dari 62.000 warga Palestina di Gaza, sebagian besar wanita dan anak-anak, sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023.
Laporan mengenai transfer senjata baru ini muncul saat Perdana Menteri Israel Netanyahu dan pejabat Israel lainnya berada di Washington untuk bertemu dengan Presiden Trump.
Perdana Menteri Netanyahu berada di Washington untuk mendesak Trump agar menyetujui transfer senjata tambahan senilai $8 miliar dalam bentuk bom, rudal, dan peluru artileri baru.
Netanyahu diperkirakan akan menekan Trump agar menyetujui transfer senjata tambahan yang awalnya diminta oleh mantan presiden Joe Biden, WSJ menambahkan.
Permintaan senjata tambahan ini mencakup bom, rudal, dan peluru artileri baru senilai $8 miliar.
Sebelum invasi darat Israel ke kota Rafah di Gaza selatan musim semi lalu, AS hanya menangguhkan satu pengiriman bom seberat 2.000 pon ke Israel.
Presiden Trump mencabut penangguhan tersebut minggu lalu, dengan mengatakan bahwa ia melepaskan bom tersebut karena “mereka telah membayarnya, dan mereka telah menunggunya sejak lama.”
Netanyahu kemudian mengucapkan terima kasih kepada Trump melalui pesan video.