TRIBUNNEWS.COM - Ikuti jejak Amerika Serikat (AS), Israel mengumumkan tidak akan berpartisipasi lagi dalam Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHRC).
Keputusan ini diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar.
Al Jazeera melaporkan, Saar menuduh UNHRC bersikap anti-Semitisme.
Saar menjelaskan keputusan Israel untuk menghentikan partisipasinya di dewan tersebut diambil karena Tel Aviv merasa ada bias yang terus-menerus dan tak henti-hentinya terhadap negara mereka sejak UNHRC dibentuk pada tahun 2006.
Pemerintah Presiden Donald Trump lebih dulu mengumumkan penarikan diri pada awal minggu ini.
Saar mengakui langkah ini merupakan bentuk protes terhadap apa yang dianggapnya sebagai ketidakadilan terhadap Israel.
Reaksi UNHCR
Menurut juru bicara UNHRC, Pascal Sim, Israel tidak dapat sepenuhnya menarik diri karena statusnya sebagai negara pengamat.
Sebelumnya, Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, juga mengkritik UNHRC dan menyebut badan tersebut mengalami “kegagalan moral".
Baca juga: WNA Afghanistan Pengungsi UNHCR Tewas, Diduga Lompat dari Peron Stasiun Sudirman saat KRL Melintas
Dia juga menyoroti ketidakadilan yang diterima Israel dalam banyak hal yang dibahas di dewan tersebut.
Francesca Albanese, pelapor khusus PBB untuk wilayah Palestina yang diduduki, mengecam keputusan Israel.
Dia menyebut langkah tersebut menunjukkan kesombongan dan kurangnya kesadaran atas apa yang telah mereka lakukan di wilayah Palestina.
"Israel menganggap dirinya tidak punya kewajiban untuk mempertanggungjawabkan tindakannya, yang menjadi cerminan dari pandangan yang tidak berpihak pada masyarakat internasional," kata Albanese.
Keputusan Israel ini merupakan kelanjutan dari serangkaian ketegangan dengan PBB.
UNHRC adalah badan yang berpusat di Jenewa, Swiss.