News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Apa yang Terjadi jika AS Nekat Serbu dan Duduki Gaza? Pakar Ungkap Prediksinya

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SALING MEMUJI - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu saling memuji saat bertemu di Gedung Putih, Washington DC, AS, Rabu (5/2/2025). Netanyahu menyebut Trump sebagai teman terbesar di AS dalam sejarah Israel.

TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sudah mengusulkan negaranya untuk mengambil alih Jalur Gaza.

Tak hanya itu, Trump juga memunculkan ide untuk memindahkan paksa warga Palestina di Gaza ke negara-negara Arab, misalnya Yordania, Mesir, dan lainnya.

Usul Trump itu langsung mendapat penolakan keras dari negara-negara Arab, negara lainnya, dan lembaga internasional.

Robert Inlakesh, seorang jurnalis ternama sekaligus pakar kajian Timur Tengah, mengatakan hanya ada kemungkinan kecil bahwa rencana Trump bakal terealisasikan.

Inlakesh menduga usul Trump itu hanya disampaikan agar menjaga koalisi sayap kanan Perdana Menteri Israel tetap utuh, menutupi kegagalan Israel mengalahkan Hamas, dan memunculkan tekanan demi memperbesar ekspansionisme Israel.

Lalu, apa yang akan terjadi jika AS di bawah Trump nekat menyerbu Gaza untuk mengambil alih tanah Palestina itu?

Dalam kolom opini yang terbit di media Palestine Chronicle hari Jumat, (7/2/2025), Inlakesh memprediksi AS akan menemui kesulitan besar.

Dia mengatakan ada banyak orang yang menganggap usul Trump sebagai deklarasi perang dan upaya pembersihan etnis Palestina. AS akan memerlukan invasi berskala penuh untuk menjalankan rencananya.

NETANYAHU DAN TRUMP - Foto ini diambil pada Senin (10/2/2025) dari publikasi resmi Netanyahu pada Rabu (5/2/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) berbicara dengan sekutunya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan), di Gedung Putih. (Instagram/b.netanyahu)

Pada mulanya Inlakesh menyinggung kelompok-kelompok perlawanan Palestina di Gaza yang terus melawan serangan besar Israel yang didukung AS dan negara Eropa selama 15 bulan.

Netanyahu terus mengatakan Israel punya tujuan besar di Gaza, yakni menghancurkan Hamas. Namun, hingga kini Israel masih gagal mencapai tujuannya.

“Karena Israel pada kenyataannya tidak pernah membuat rencana untuk menghalahkan kelompok-kelompok bersenjata Palestina, Israel malah melakukan genosida, menghancurkan hampir semua infrastruktur di Gaza, dan terkadang melakukan pembunuhan yang ditargetkan,” katanya.

Baca juga: Israel Tak Sadar Sudah Jadi Objek Cemoohan, Eks Menteri Ben Gvir Sindir Keras Netanyahu

“Ide yang muncul pada permulaan perang, yakni tentara Israel akan pergi dari rumah ke rumah, jalan ke jalan, dengan pasukan darat, membersihkan area, terlibat dalam pertempuran sengit, dan menembus sistem terowongan bawah tanah Gaza, benar-benar tidak dapat terealisasikan.”

Menurut Inlakesh, Israel kesusahan menghadapi aksi sergapan para pejuang Palestina. Bahkan, menurutnya, tentara Israel tidak benar benar-bertempur.

“Mereka meninggalkan panduan militer,” kata Inlakesh.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini