Menurut Boehler, tujuan tindakannya bukan untuk “meminggirkan” Israel.
Meski demikian, dia mengakui bahwa ada beberapa pihak di Israel yang meragukan ketulusan tindakannya. Mereka takut bahwa tindakannya hanya ditujukan untuk mengamankan warga AS yang disandera Hamas.
Dia berkata keluarga sandera Israel khawatir pembebasan warga AS akan diutamakan, bukan warga Israel.
“Jadi, Presiden AS sudah sangat jelas, sangat jelas di akun [media sosial] Truth Social bahwa yang dibebaskan semua sandera,” ucap dia.
Dia mengaku berupaya memulangkan semua sandera yang masih ada di Gaza.
“Dia (Donald Trump) pria yang bisa dipegang kata-katanya. Itu salah satu alasan saya bekerja pada Presiden.”
Boehler juga mengaku diperintahkan Trump untuk terus bekerja hingga semua sandera bisa pulang.
Lalu, dia mengatakan AS berencana menghadiri negosisasi di Qatar.
Baca juga: Hamas Dilaporkan Setujui Perpanjangan Gencatan Senjata 2 Bulan dengan Israel
“Akan di sana. Rekan saya, Steve Witkoff, adalah negosiator yang luar biasa, dan kami bekerja dengan erat bersama-sama, dia akan pergi ke sana.”
Sementara itu, Israel mengonfirmasi bahwa pihaknya akan mengirimkan delegasi ke Qatar guna membahas perpanjangan gencatan senjata.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Sabtu mengatakan delegasi itu dikirim untuk memajukan perkembangan negosiasi.
Sebelumnya, Hamas telah bertemu dengan pejabat Mesir di Qatar untuk membahas tahap kedua gencatan senjata dengan Israel.
Juru bicara Hamas, Abdel Latif Al Qanoua, mengatakan ada sinyal-sinyal positif mengenai negosiasi tahap kedua.
Dikutip dari Al Jazeera, gencatan tahap pertama berakhir 1 Maret. Selama enam minggu gencatan, ada pertukaran 25 sandera Israel dengan 1.800 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.
Israel mengaku ingin tahap pertama diperpanjang hingga pertengahan April.
Israel menolak beralih ke tahap dua. Jika tahap dua terwujud, perang akan diakhiri dan semua pasukan Israel ditarik mundur dari Gaza.
(*)