Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM - Militer Rusia mengumumkan telah menembak jatuh 337 drone atau pesawat nirawak Ukraina di atas 10 wilayah Rusia pada Selasa (11/3/2025) dini hari.
Dilaporkan AP News, serangan ini dinilai sebagai serangan drone besar-besaran selama perang tiga tahun antara Rusia dan Ukraina.
Sebagian besar drone, sebanyak 126 unit, ditembak jatuh di wilayah Kursk yang berbatasan dengan Ukraina dan berada di bawah kendali pasukan Kyiv.
Sementara itu, 91 drone ditembak jatuh di wilayah Oblast Moskow, menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.
Wilayah lain yang turut dihujani serangan drone mencakup Belgorod, Bryansk, dan Voronezh, yang berbatasan langsung dengan Ukraina, serta wilayah yang lebih dalam di Rusia seperti Kaluga, Lipetsk, Nizhny Novgorod, Oryol, dan Ryazan.
Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin, mengatakan lebih dari 70 pesawat nirawak menargetkan ibu kota Rusia dan berhasil ditembak jatuh sebelum mencapai sasarannya.
Gubernur wilayah Oblast Moskow, Andrei Vorobyov, melaporkan bahwa satu orang tewas dan sembilan lainnya luka-luka dalam serangan itu.
Beberapa bangunan tempat tinggal serta sejumlah kendaraan juga mengalami kerusakan.
Sobyanin menambahkan bahwa atap sebuah gedung di Moskow mengalami kerusakan, meskipun tidak signifikan.
Rekaman bangunan yang diterbitkan oleh RIA Novosti menunjukkan bekas hangus pada bagian depan bangunan tempat tinggal bertingkat di dekat atap, dengan beberapa bagian lapisan bangunan yang terkelupas.
Penerbangan dari dan menuju enam bandara, termasuk Domodedovo, Vnukovo, Sheremetyevo, dan Zhukovsky di luar Moskow, serta bandara di wilayah Yaroslavl dan Nizhny Novgorod, sempat dibatasi sementara.
Baca juga: Ukraina Jadi Importir Senjata Terbesar Sejagat, Naik Hampir 100 Kali Lipat, Rusia Anjlok 64 Persen
Lalu lintas kereta api melalui stasiun Domodedovo di wilayah Moskow juga mengalami gangguan, menurut laporan pejabat setempat.
Pemerintah setempat juga melaporkan jatuhnya pesawat nirawak di wilayah Tula dan Vladimir, yang berbatasan dengan Moskow.
Namun, tidak jelas mengapa kedua wilayah tersebut tidak disebutkan dalam pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.