Elon Musk Kehilangan Rp 476,4 Triliun dalam Sehari, tapi Masih Jadi Orang Terkaya di Dunia

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Ayu Miftakhul Husna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KEKAYAAN ELON MUSK - Tangkap layar YouTube Forbes Breaking News pada 12 Maret 2025, memperlihatkan Elon Musk dan Presiden AS Donald Trump berbicara di hadapan wartawan setelah Trump membeli Tesla, Selasa (11/3/2025). Elon Musk masih menjadi orang terkaya di dunia meski saham Tesla-nya sempat anjlok.
KEKAYAAN ELON MUSK - Tangkap layar YouTube Forbes Breaking News pada 12 Maret 2025, memperlihatkan Elon Musk dan Presiden AS Donald Trump berbicara di hadapan wartawan setelah Trump membeli Tesla, Selasa (11/3/2025). Elon Musk masih menjadi orang terkaya di dunia meski saham Tesla-nya sempat anjlok.

TRIBUNNEWS.COM - Elon Musk tidak perlu khawatir soal keuangan pribadinya, meski kekayaannya telah menurun drastis dalam beberapa bulan terakhir.

Baru-baru ini, Musk kehilangan 29 miliar dolar AS (sekitar Rp 476,4 triliun) dalam satu hari setelah saham Tesla anjlok 15 persen pada Senin (10/3/2025).

Mengutip CBC News, beberapa analis menilai penurunan ini merupakan indikasi bahwa komentar kontroversial Musk, hubungannya dengan Presiden AS Donald Trump, serta perannya dalam pemotongan anggaran federal dapat berdampak signifikan pada kekayaannya.

"Penjualan saham Tesla seperti ini memang berdampak. Tesla adalah jantung dan paru-paru ekosistem Musk," kata analis keuangan yang berbasis di LA, Wedbush Securities, Dan Ives, kepada CBC News.

"Apakah ini berdampak pada Musk secara pribadi? Tidak. Tapi apakah ini memberi sinyal kepada Musk dan Dewan Tesla? Ya."

Menurut Ives, sinyal tersebut menegaskan bahwa Musk, yang memiliki sekitar 13 persen saham Tesla, perlu kembali memprioritaskan perannya sebagai CEO Tesla.

"Ini jelas merupakan masa yang menegangkan," katanya. "Ini adalah momen krusial bagi Musk."

Para analis mengatakan penurunan harga saham Tesla sebagian disebabkan oleh meningkatnya persaingan dari produsen kendaraan listrik lain, terutama dari China.

Penjualan Tesla turun 12 persen di California, pasar terbesarnya, dan anjlok drastis di Eropa.

Di Jerman, misalnya, penjualan turun 76 persen pada Februari lalu.

Tahun lalu, Tesla mencatat penurunan penjualan keseluruhan sebesar satu persen, yang merupakan penurunan pertama dalam lebih dari satu dekade.

Baca juga: Geger Starlink di Ukraina dan 4 Calon Pengganti, Elon Musk Semprot Menlu Polandia: Diam Pria Kecil

Sebagian dari penurunan ini disebabkan oleh tantangan operasional, termasuk antisipasi model baru serta penyegaran Tesla Model Y, serta manajemen inventaris, menurut laporan Financial Monthly.

Ives menambahkan bahwa permintaan yang melemah untuk kendaraan listrik juga menjadi faktor utama.

Namun, Anthony Sassine, ahli strategi investasi senior di firma pengelola investasi Kraneshares, mengatakan kepada CNBC bahwa penurunan saham Tesla juga disebabkan oleh serangkaian keputusan strategis yang keliru oleh Musk.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini