Donald Trump Melontarkan Ancaman Baru Terhadap Iran Terkait Operasi Pro-Palestina di Yaman
TRIBUNNEWS.COM- Presiden AS Donald Trump mengatakan Iran akan bertanggung jawab dan menghadapi "konsekuensi yang mengerikan" atas serangan lebih lanjut oleh pasukan bersenjata Yaman yang dipimpin Ansarallah terhadap kapal-kapal AS dan Israel di Laut Merah.
Sanaa telah memperingatkan bahwa 'tidak ada garis merah' selama kebijakan Israel yang membuat warga Palestina kelaparan terus berlanjut.
"Setiap tembakan yang dilepaskan oleh Houthi akan dianggap, mulai saat ini, sebagai tembakan yang dilepaskan dari senjata dan pimpinan IRAN, dan IRAN akan bertanggung jawab dan menanggung akibatnya, dan konsekuensinya akan mengerikan!" tulis Trump di Truth Social.
Ancaman Trump muncul setelah Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) menargetkan kapal induk Washington, USS Harry Truman, beberapa kali dalam 24 jam pada hari Minggu.
"Untuk kedua kalinya dalam kurun waktu 24 jam, kapal induk Amerika USS Harry Truman menjadi sasaran di Laut Merah utara dengan beberapa rudal balistik dan jelajah serta pesawat tak berawak dalam bentrokan yang berlangsung selama beberapa jam," kata YAF dalam sebuah pernyataan pada 17 Maret dini hari.
Mengenai ruang lingkup operasi YAF, Mohammed Ali al-Houthi dari Dewan Politik Tertinggi di Yaman mengatakan kepada Al-Mayadeen bahwa mereka telah mencapai Laut Mediterania, Samudra Hindia, Laut Arab dan Laut Merah, serta Tel Aviv.
"Kami tidak memiliki batasan atau garis merah selama rakyat kami terus dibom, dan genosida Israel terus berlanjut terhadap rakyat Gaza," tegasnya.
Serangan Yaman terjadi sebagai respons terhadap peluncuran kampanye AS pada hari Sabtu untuk "menyingkirkan" para pemimpin gerakan perlawanan Ansarallah dan "meminta pertanggungjawaban Iran" atas dukungannya terhadap mereka.
Serangan udara AS dan Inggris di Yaman Sabtu malam menewaskan 31 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, kata juru bicara kementerian kesehatan Sanaa Anees al-Asbahi, yang juga melaporkan 101 lainnya terluka.
"Ini adalah respons yang sangat kuat yang benar-benar menyasar sejumlah pemimpin Houthi [Ansarallah] dan menghabisi mereka," kata penasihat keamanan nasional Trump, Mike Waltz, dalam acara "This Week" di ABC pada hari Minggu.
Pada hari Minggu, Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff mengatakan serangan mematikan AS tersebut merupakan peringatan bagi Hamas untuk tunduk pada tuntutan AS dan Israel dalam negosiasi gencatan senjata Gaza.
"Apa yang terjadi dengan Houthi kemarin, apa yang terjadi dengan serangan kami seharusnya memberi informasi mengenai posisi kami dalam hal terorisme dan tingkat toleransi kami terhadap tindakan teroris," kata Witkoff kepada CNN.
"Saya akan mendorong Hamas untuk bersikap lebih bijaksana daripada sebelumnya."
SUMBER: THE CRADLE