TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan meminta pertanggungjawaban Iran atas serangan yang dilancarkan oleh kelompok pemberontak Houthi di Yaman.
Ancaman ini disampaikan dalam unggahan di media sosial Truth Social pada Senin (17/3/2025).
"Ratusan serangan yang dilakukan oleh Houthi, mafia dan penjahat kejam yang bermarkas di Yaman, semuanya berasal dari, dan diciptakan oleh, IRAN," tulis Trump.
Ia menegaskan bahwa setiap serangan lanjutan oleh Houthi akan ditanggapi dengan "kekuatan besar".
Houthi telah melancarkan serangan terhadap kapal-kapal Israel dan kapal komersial di Laut Merah sebagai bentuk protes terhadap perang Israel di Gaza dan blokade kemanusiaan ke wilayah Palestina.
Iran diduga kuat mendukung dan mempersenjatai kelompok ini sebagai bagian dari "poros perlawanan" regional.
Trump memperingatkan bahwa setiap tembakan dari Houthi akan dianggap sebagai tindakan langsung dari Iran dan akan dibalas dengan konsekuensi serius.
Pernyataan ini menunjukkan kemungkinan aksi militer AS yang lebih luas terhadap Iran, bukan hanya terhadap Houthi.
Gempuran AS di Yaman
Sebagai respons terhadap ancaman Houthi, Trump memerintahkan serangan udara besar-besaran terhadap wilayah yang dikuasai kelompok tersebut pada akhir pekan lalu.
Dari Sabtu (15/3/2025) hingga Minggu (16/3/2025), AS melancarkan sekitar 47 serangan udara di tujuh provinsi Yaman, termasuk ibu kota Sanaa, menewaskan sekitar 53 orang.
Baca juga: Trump: Banyak Elemen Kesepakatan Ukraina Sudah Disepakati, tapi Masih Perlu Pembahasan
Trump juga memperingatkan Iran agar segera menghentikan dukungannya terhadap Houthi.
"Jika Anda mengancam rakyat Amerika atau jalur pelayaran dunia, WASPADALAH, karena Amerika akan meminta pertanggungjawaban penuh dari Anda!," tegasnya.
Perbandingan dengan Biden dan Respons Houthi
Sebelum Trump, Presiden Joe Biden juga pernah memerintahkan serangan terhadap Houthi, meskipun pemerintahannya menekankan bahwa tindakan tersebut hanya bertujuan mengganggu kemampuan militer Houthi tanpa meningkatkan eskalasi perang.
Trump menganggap respons Biden terhadap Houthi "sangat lemah" dan kini berusaha menunjukkan pendekatan yang lebih agresif.