TRIBUNNEWS.COM - Iran telah memberikan tanggapan terhadap surat yang dikirim oleh presiden AS Donald Trump.
Menteri luar negeri Iran, Abbas Araghci mengatakan tanggapan tersebut telah dikirimkan melalui Oman.
"Tanggapan resmi tersebut terdiri dari sepucuk surat yang berisi pandangan kami mengenai status quo dan surat Tuan Trump yang telah dijabarkan secara lengkap dan disampaikan kepada pihak lain," kata Araqhci, dikutip dari IRNA.
Dalam surat tersebut, Iran menegaskan bahwa pihaknya menolak untuk melakukan negosiasi langsung.
Meski begitu, Iran memilih menggunakan cara lama yaitu dengan melakukan negosiasi tidak langsung.
"Kebijakan kami tetap tidak terlibat dalam negosiasi langsung saat berada di bawah tekanan dan ancaman militer maksimum, namun, seperti halnya di masa lalu, negosiasi tidak langsung dapat dilanjutkan," jelas Araghchi, dikutip dari Al-Arabiya.
Penolakan ini sempat dibicarakan oleh Araghci pada minggu lalu.
Menurut Araghci, perundingan langsung hanyalah taktik AS untuk membahas kesepakatan nuklir.
"Dalam situasi di mana ada 'tekanan maksimum,' tidak seorang pun yang waras akan melakukan perundingan langsung," katanya saat itu.
Dengan tegas, Araghci menggarisbawahi keputusan Iran untuk melakukan perundingan tidak langsung.
"Format perundingan selalu relevan dalam hubungan diplomatik. Untuk saat ini, taktik dan metode kami adalah melakukan perundingan tidak langsung," tegasnya.
Pada hari yang sama dengan surat yang dikirimkan melalui Oman, seorang penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei telah setuju dan siap untuk melakukan pembicaraan tidak langsung dengan AS.
Kamal Kharrazi mengatakan bahwa dengan pembicaraan tidak langsung, maka Iran dapat membuat persyaratan yang sesuai.
Baca juga: Ketegangan Amerika Vs Iran: 7 Pesawat B2 Spirit Tiba di Diego Garcia
"Teheran siap untuk negosiasi tidak langsung guna menilai pihak lain, menyampaikan persyaratannya sendiri, dan membuat keputusan yang sesuai,” kata Kamal Kharrazi.