News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Indonesia Keluar dari Zona Top Ten Produsen Spam

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI

Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah beberapa bulan mengalami penurunan kegiatan, spammer kembali meningkatkan aksi mereka pada bulan Februari lalu. Data Kaspersky Lab, proporsi spam dalam lalu lintas email naik sekitar 13 persen dan rata-rata 71 persen  di bulan tersebut. Ini lebih tinggi dibanding rata-rata pada Januari dan tiga bulan terakhir 2012.

Italia menjadi negara yang paling tinggi terkena serangan email berbahaya pada Februari. Pendeteksian antivirus untuk mail di negara tersebut naik 9,4 persen atau 14,4 persen secara rata-rata, menggeser posisi Amerika Serikat ke peringkat kedua.

Notifikasi palsu dari berbagai organisasi finansial tetap menjadi salah satu tools paling populer untuk menyebarkan malware melalui email. Metode ini utamanya banyak digunakan di Italia dimana para spammer sering menggunakan Trojan-Banker.HTML.Agent.p yang berada di urutan kedua dalam daftar 10 program berbahaya teratas yang menyebar melalui email pada Februari.

Trojan ini muncul dalam bentuk laman HMTL yang menyerupai form registrasi bank terkenal atau sistem pembayaran elektronik (e-pay) yang digunakan oleh para penipu untuk mencuri kredensial sistem online banking pengguna.

Satu nama perusahaan yang sangat populer di kalangan para penipu adalah Google. Pada Februari, para pelaku menyebarkan email massal dengan mencatut nama Google yang memberitahu para pengguna bahwa resume mereka sedang diperiksa Google.

Untuk menghindari kesalahpahaman, penerima email dianjurkan untuk membuka file terlampir dan mengecek kebenaran data resume mereka. Lampiran dalam email berbentuk arsip zip berisi malware yang didesain untuk mencuri password dan data penting lainnya di komputer pengguna.

Distribusi geografis spam juga mengalami perubahan yang cukup signifikan. Pada Februari, Korea Selatan menjadi negara penghasil spam terbesar di Asia dengan target para pengguna di Eropa. Volume email sampah yang berasal dari Korsel naik 2,7 persen atau 50.9 persen secara rata-rata.

China yang bulan sebelumnya menjadi yang teratas (3 persen) turun ke peringkat ke 6 pada Februari lalu dengan penurunan 36,6 persen. Perubahan yang cukup signifikan dalam jumlah spam yang dihasilkan kedua negara ini bisa jadi karena sekelompok spammer mulai menyebarkan spam dari botnet yang berbeda.

Pada Februari, Amerika menjadi negara penghasil spam terbesar di dunia. Sementara jumlah spam yang berasal dari China mengalami penurunan dan menempatkan China di posisi kedua. Sama seperti bulan Januari, Korea Selatan menjadi negara penghasil spam terbesar ketiga di dunia.

Sementara itu, Indonesia berhasil keluar dari daftar 10 negara penghasil spam terbesar di dunia. Pada Februari tahun ini, Indonesia berada di peringkat ke-18.

“Peningkatan yang begitu dramatis dalam jumlah spam di Februari tidak menunjukkan awal sebuah tren baru. Hal ini bisa jadi karena penurunan jumlah email sampah selama libur Januari kemarin ketika banyak komputer yang digunakan botnet untuk menyebarkan spam dimatikan," ujar Darya Gudkova, Head of Content Analysis & Research, Kaspersky Lab dalam siaran pers-nya, Selasa (9/4/2013).

Selain itu, kata dia proporsi pesan yang tidak diinginkan pada Februari sedikit lebih rendah dibanding rata-rata pesan pada 2012 secara keseluruhan. Bagaimanapun, kami tidak mengharapkan adanya perubahan dramatis lagi dalam waktu dekat.

Ia menambahkan, yang menjadi perhatian utama saat ini adalah bahwa mayoritas lampiran berbahaya dalam spam adalah progam yang didesain untuk mencuri kredensial sistem online banking pengguna. Spam ini muncul dalam bentuk laman HTML yang menyerupai form registrasi.

Para pengguna harus ekstra hati-hati bila menerima email semacam ini dan jangan pernah membuka lampiran dalam email seperti ini. Laman online banking hanya boleh diakses dan dibuka melalui browser langsung. (Eko Sutriyanto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini