TRIBUNNEWS.COM – Edward Snowden, mantan agen mata-mata National Security Agency (NSA) yang membocorkan aksi penyadapan Amerika Serikat (AS), mengajak para pendukungnya untuk memacu pengembangan teknologi yang dapat mencegah penyadapan dari pemerintah di seluruh dunia.
Hal ini diungkapkan Snowden dalam konferensi teknologi "Hackers On Planet Earth" (HOPE) di New York, AS, Sabtu (19/7/2014), di mana ia menjadi salah satu pembicara, tetapi tidak datang secara langsung, melainkan melalui panggilan video dari Moskwa, Rusia.
"Kalian di ruangan ini, sekarang memiliki dua sarana dan kemampuan untuk meningkatkan masa depan dengan menggunakan hak kita membuat program dan protokol yang bisa kita andalkan sehari-hari," ujar Snowden di hadapan para praktisi teknologi. "Itulah pekerjaan besar masa depan di mana saya akan terlibat di dalamnya," tambahnya seperti dikutip dari Reuters.
Konferensi HOPE kali ini salah satunya berbicara soal upaya menangkal aksi penyadapan yang dilakukan suatu negara. Oleh sebagian besar masyarakat yang mendukung aktivitas anti-penyadapan dari ahli komputer, Snowden dipandang sebagai pahlawan karena telah mengungkap kegiatan penyadapan AS.
Namun, bagi pemerintah AS, Snowden dinilai sebagai pembocor dokumen rahasia dinas intelijen National Security Agency (NSA). Ia membocorkan dokumen NSA kepada jurnalis bernama Green Greenwald, lalu dipublikasikan di The Guardian pada Juni 2013. Sejak itu, Snowden menjadi buron Pemerintah AS.
Snowden saat ini tinggal di Rusia, setelah pemerintah setempat memberi suaka sementara selama setahun dan akan berakhir pada Agustus 2014.