TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA- PT SHARP Electronics Indonesia (SEID) terus berbagi kepeduliannya terhadap upaya-upaya pengembangan pendidikan berwawasan lingkungan di Indonesia.
SEID selalu berkomitmen bahwa kekayaan keanekaragaman hayati harus diperkenalkan sedini mungkin kepada anak-anak agar tumbuh tekad dalam diri mereka untuk menghargai dan menjaga sumber daya tersebut demi kelestarian bumi yang lebih baik di masa depan.
Berangkat dari komitmen tersebut, SEID kembali menggelar kegiatan edukasi berbasis lingkungan atau yang biasa dinamakan SHARP Eco-Study. Dengan tema ‘Pendidikan Dini Mengenai Tanaman Obat dan Lebah Madu’, Sharp bersama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Kebun Raya Bogor (KRB), mengajak 70 siswa kelas 5 dari SD Kebon Pedes V Bogor serta puluhan karyawannya untuk bersama-sama mempelajari mengenai tanaman obat dan lebah madu dengan cara yang mudah dan menyenangkan.
“Ketidakpedulian seseorang terhadap lingkungan hidup seringkali didasari oleh kurangnya pengetahuan informasi yang mereka miliki. Hal itulah yang melatarbelakangi PT SHARP Electronics Indonesia mengadakan kegiatan eco-study ini, SEID berharap melalui eco-study anak-anak dapat memahami kekayaan kenekaragaman hayati di Indonesia sejak dini, memanfaatkannya dengan baik, sekaligus bertekad kuat untuk menjaga serta melestarikannya,” jelas Masahito Matsumura selaku Senior General Manager Brand Strategy Group Division SEID.
Dalam kegiatan tersebut, SEID dan LIPI mengenalkan lebih jauh mengenai aneka tanaman obat asli Indonesia serta cara pengolahannya menjadi minuman jamu serta melakukan pembelajaran mengenai proses pembudidayaan lebah madu di Kebun Raya Bogor. Tidak hanya mendapatkan sejumlah penjelasan mengenai beragam tanaman obat berikut khasiatnya bagi kesehatan dan tips memelihara tanaman-tanaman itu di rumah, namun juga belajar langsung cara-cara mengolahnya menjadi berbagai jamu seperti kunyit asam, beras kencur, sari jahe, dan masih banyak lagi yang lainnya. Mereka pun diperkenalkan lebih dekat dengan spesies lebah penghasil madu, mereka akan belajar bagaimana proses lebah-lebah tersebut menghasilkan madu serta melihat langsung proses pengolahan madu.
“Belajar dengan menyaksikan dan mempraktikkan secara langsung di alam adalah metode pembelajaran yang tidak hanya efektif, namun juga sangat menyenangkan bagi anak-anak. Sayangnya, cara-cara seperti ini seringkali kurang diperhatikan oleh banyak sekolah di Indonesia karena beragam keterbatasan, seperti tingginya beban kurikulum, minimnya modal, juga terbatasnya pengajar baik dari segi jumlah maupun pengetahuan. Anak-anak butuh lebih banyak lagi kegiatan pembelajaran semacam ini, dan kami sangat senang SHARP melalui kegiatan-kegiatan CSR-nya bersedia menjadi pionir dalam pengembangan metode pengetahuan belajar di alam ke banyak sekolah di Indonesia karena hal ini membantu kami dalam menularkan beragam pengetahuan mengenai keanekaragaman hayati ke anak-anak Indonesia,” ujar Melani Kurnia Riswati selaku Koordinator Program Pendidikan Lingkungan Kebun Raya Bogor-LIPI.