TRIBUNNEWS.COM – Tablet mungkin bukan perangkat ideal untuk dipakai menelepon. Namun, tablet yang dilengkapi kemampuan voice call ternyata diminati oleh konsumen di wilayah Asia Pasifik di luar Jepang (APeJ), menurut sebuah laporan dari IDC.
Lembaga riset pasar itu mencatat bahwa pada kuartal kedua 2014, angka pengapalan perangkat tablet dengan fitur voice call di wilayah APeJ mengalami pertumbuhan sebesar 60 persen dibanding kuartal yang sama tahun sebelumnya.
Di sejumlah negara berkembang seperti India dan Indonesia, segmen tablet dengan kapabilitas voice call bahkan menguasai hampir 50 persen dari keseluruhan pasar tablet.
"Pergeseran ini menggarisbawahi ketertarikan konsumen, setidaknya di negara-negara berkembang, dalam menggunakan satu perangkat mobile untuk melakukan semua kegiatan—mulai dari menonton film, menjepret foto, menulis SMS atau menelepon, bahkan dengan perangkat berlayar selebar 7 inci," ujar Analis Pasar Senior tim Perangkat Klien IDC, Avinash K Sundaram.
Sebanyak 18,3 juta unit tablet dikapalkan di wilayah ini sepanjang kuartal kedua 2014, 25 persen di antaranya merupakan tablet dengan opsi voice call built-in. Perangkat-perangkat ini seluruhnya menggunakan OS Android.
IDC menyakini bahwa tren pertumbuhan tablet yang bisa menelepon akan makin mengemuka. Perangkat-perangkat ini dinilai bisa memenuhi kebutuhan konsumen akan gadget yang bisa melakukan semua hal dan juga terjangkau.
"Untuk saat ini, kelihatannya kecintaan orang Asia akan layar yang lebih lebar bakal berlanjut," simpul Sundaram.
Pihak IDC mengategorikan perangkat dengan layar 7 inci atau lebih besar sebagai tablet, sementara gadget yang memiliki ukuran layar lebih kecil dari itu digolongkan sebagai smartphone.