TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ribuan keanekaragaman hayati Indonesia menanti ditemukan dan dimanfaatkan. Pendanaan yang cukup menjadi kunci.
Rosichon Ubaidillah, Kepala Direktur Museum Zoologi Bogor (MZB) mengatakan dalam acara open house perayaan museum tersebut pada Selasa (30/9/2014).
"Saat ini kami terus melakukan upaya agar (keanekaragaman hayati) terus dieksplorasi," katanya.
Sejumlah wilayah Indonesia belum dieksplorasi secara optimal. Wilayah-wilayah itu antara lain Sulawesi, Ambon, Maluku, Halmahera, dan Papua.
Rosichon memerkirakan, Indonesia menyimpan ribuan spesies yang belum terungkap oleh ilmu pengetahuan.
"Jumlah reptil sekarang sedikit sekali. Dugaan saya masih ada 400-500 juga yang belum terdeteksi," katanya.
Ia menambahkan, untuk amfibi, ada 200-300 spesies yang belum terungkap. Arthopoda sekitar 50 hingga 100 spesies, seratusan burung, dan 100-200 ribu spesies serangga.
Sementara, diperkirakan masih ada 1000 spesies ikan air tawar, 2000 spesies mollusca, dan 100-500an spesies mamalia kecil yang juga masih belum diketahui eksistensinya.
Rosichon mendasarkan perkiraannya pada jumlah koleksi hewan saat ini dan perkiraan jumlah spesies di dunia saat ini.
Sebagai contoh, bila ada 10 juta spesies serangga yang ada di dunia, yang terdata hanya sekitar 1 juta. Diantara yang belum dan sudah terdata, 10 persen pasti ada di Indonesia.
Untuk mengungkap kenakekaragaman hayati yang besar, dana yang cukup dibutuhkan. Menurut Rosichon, dana penelitian bisa diupayakan dari dana lain yang tak efektif penggunaannya.
Jika riset dilakukan, ia meyakini jumlah spesies di Indonesia akan meningkat 3-4 kali lipat dalam 10 tahun mendatang.
Saat ini, MZB menyimpan 3.015.846 spesimen. Museum ini menjadi ayng terlengkap di Asia Tenggara.
Spesimen terdiri dari 2.484 jenis moluska, 134 jenis nematoda, 20-30 ribu jenis serangga, 780 spesies krustasea, 1.200 jenis ikan, 498 jenis reptil, 334 jenis amfibi, dan 1.100 jenis burung serta 470 jenis mamalia.