Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania Christine
TRIBUNNEWS.COM - Terkadang fenomena di luar angkasa ada yang menilai sebagai mengagumkan, ada pula yang menilainya mengerikan.
Kali ini, sekelompok ahli astronomi bahkan memberi nama 'Nasty 1' (nasty = buruk, tidak menyenangkan) untuk sebuah bintang temuan mereka.
Ditemukan dari hasil penglihatan melalui teleskop luar angkasa Hubble, Nasty 1 disebut "indah" namun "sangat aneh". Aneh karena bintang tersebut dianggap memegang kunci misteri bintang yang diteliti oleh ilmuwan selama beberapa dekade.
Keanehan Nasty 1 tepatnya terletak pada penampilannya yang berbeda dari kebanyakan bintang. Empire State Tribune mengatakan bahwa lapisan luar dari bintang ini pecah dengan cepat, sehingga memperlihatkan bagian intinya.
Itu sebabnya bintang ini juga kerap disebut sebagai "bintang telanjang".
Sementara bagian inti Nasty 1 dianggap mengagumkan oleh para ilmuwan, mereka pun tertarik untuk mengetahui bagaimana bagian luar bintang itu memecah.
Menurut Gizmodo, nama Nasty 1 terinspirasi dari nama katalog yang diberikan untuk penemuan ini, NaSt1. Nasty 1 digolongkan sebagai bintang Wolf-Rayet, yaitu bintang berukuran besar dan memiliki kebiasaan memecahkan lapisan luarnya.
Meski memang ada jenis bintang tertentu yang mengubah bentuk fisiknya dengan memecah lapisan luarnya, Nasty 1 tetap saja dianggap langka dan sedikit membingungkan.
Jika biasanya bintang Wolf-Rayet lainnya pecah dengan mengeluarkan gumpalan gas dari beberapa sisinya, ilmuwan malah melihat adanya gas berbentuk cakram besar mengorbit di sekitar bintang.
Evolusi Nasty 1 itu memberikan misteri tersendiri bagi ilmuwan, terutama terkait dengan struktur gas cakram yang diperkirakan sebagai interaksi biner dari proses pengalihan massa. Ilmuwan pun mulai merancang hipotesis mengenai apa yang terjadi.
"Menurut kami, ada sebuah bintang Wolf-Rayet di dalam nebula, dan kami pikir nebula itu adalah hasil dari proses pengalihan massa ini," kata Jon Mauerhan dari University of California, mengibaratkan proses itu layaknya suatu praktik kanibalisme.
Namun, peneliti mengaku sulit membuktikan hipotesis itu, sebab sedikit contoh yang didapat dari galaksi. "Sedikit sekali contoh proses ini ditemukan di galaksi karena fase ini hanya terjadi sebentar," jelas Mauerhan.