Tribunnews.com - Sebuah mobil kreasi mahasiswa Yogyakarta yang dinamai Kaliurang UNISI mungkin bisa menjadi mobil masa depan.
Ada tiga hal yang membuat mobil itu berpotensi demikian. Satu karena mobil itu tidak didayai oleh bahan bakar minyak, melainkan dengan listrik. Dua, dalam rencana jangka panjangnya, listrik akan diperoleh dari energi terbarukan.
Tiga, mobil itu juga tidak beroperasi dengan sistem konvensional. Kaliurang UNISI menggunakan sistem operasi Android untuk membantu beberapa kegiatan navigasi serta keamanan. Smartphone berbasis Android diintegrasikan dengan mobil untuk mendukung operasional.
Muhammad Fanriado, salah satu dari 8 orang anggota tim yang mengembangkan mobil tersebut mengatakan, dengan segala kebaruannya, Kaliurang UNISI menjawab sejumlah persoalan. Yang pasti, mengurangi polusi dan emisi karbon.
Sistem operasi Android juga memberi kemudahan dalam navigasi dan keamaman.
"Mobil ini bisa parkir sendiri tanpa bantuan sopir," katanya saat ditemui dalam Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional XI/Indonesia Science Expo yang diadakan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pada Kamis (8/10/2015).
Jadi, manakala hendak memarkir mobil, pengendara tinggal mengatur fungsi navigasi di smartphone. Pengendara lantas bisa turun dan memarkir mobil dari jarak tertentu. Ini memudahkan pengendara kala harus berjalan mundur saat parkir.
"Kalau mobil dicuri, kita juga bisa mematikan dari jauh," imbuh Fanriado.
Smartphone yang dipegang pengendara bisa dihubungkan dengan yang terpasang di mobil untuk menonaktifkan.
Untuk komunikasi antar smartphone dan mobil, mobil ini memanfaatkan sinyal WiFi, bluetooth, dan GSM.
"Kalau jarak dengan dengan WiFi atau bluetooth. Kalau jarak jauh dengan GSM," jelas Fanriado.
Mobil listrik berukuran 1,9 meter x 1,4 meter tersebut mampu berjalan dengan kecepatan maksimum 50 km/jam. Memiliki bobot sekitar 400 kilogram, mobil itu bisa berjalan non stop dengan kecepatan maksimum sejauh 10 kilometer.
Untuk mengisi ulang baterai, dibutuhkan waktu sekitar 8 jam bila dimulai dari kondisi benar-benar kosong. Daya pada baterai maksimal bisa digunakan untuk berkendara hingga 2 jam.
Melihat kemampuannya, Kaliurang UNISI memang belum bisa diandalkan menjadi alat transportasi sehari-hari. Namun, tim mahasiswa UII mengatakan akan terus mengembangkannya.
Kini, mereka bekerja sama dengan Intel untuk membuat kontrol berbasis Android bisa lebih responsif.
"Mimpi kami ke depan bukan hanya membuat mobil tapi transportasi massal," kata Fanriado.
Anggota tim yang semula terdiri dari 8 orang kini menjadi 40 orang. Tim akan mengembangkan generasi kedua dari Kaliurang UNISI. Salah satu yang digagas adalah baterai yang lebih mumpuni.
Saat ini, Kaliurang UNISI menggunakan baterai kalsium. Generasi selanjutnya akan menggunakan baterai lithium.
Untuk mendukung operasi mobil, tim mewacanakan pentingnya stasiun pengisi baterai yang bersumber dari energi matahari.
Mobil itu mungkin belum bisa digunakan sekarang. Tapi dengan pengembangan serius dan dukungan pemerintah, mobil itu benar-benar bisa dikendarai di masa depan. Dan jalanan di kota besar akan ramai dengan seliweran mobil buatan Indonesia serta berbasis energi terbarukan. (Yunanto Wiji Utomo)