TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia kini boleh berbangga, karena telah mempunyai pabrik mesin sandi pertama di tanah air. Adalah PT Indoguardika Cipta Kreasi (ICK) yang menjadi pertama memberanikan diri membangun pabrik mesin sandi pertama tanah air di kawasan industri Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan. ICK selama ini dikenal luas sebagai pelopor teknologi enkripsi antisadap di Indonesia.
Semakin bergantungnya dunia militer dan industri pada teknologi juga membuat celah keamanan semakin terbuka.Sementara produk teknologi enkripsi yang beredar selama di tanah air banyak merupakan produk asing. Berangkat dari kebutuhan tersebut, Senin (21/12/2015), ICK meresmikan pabrik mesin sandi pertama di Indonesia.
Peresmian tersebut dihadiri oleh tokoh persandian nasional yang juga mantan Kepala Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) Nahrawi Ramli serta sejumlah pejabat militer, intelijen dan Polri. Tampak pula di barisan undangan Ketua Asosiasi Indoglobit Hari Tjahyono dan Chairman Lembaga Riset Keamanan Cyber CISSReC Pratama D Persadha.
Dalam keterangan persnya di sela-sela peresmian, Presiden Direktur ICK Agung S Bakti menjelaskan bahwa ini adalah langkah besar bagi bangsa Indonesia. Karena tak semua negara mampu mengembangkan teknologi enkripsi sendiri. Apalagi membangun pabrik mesin sandinya.
“Kita patut bersyukur akhirnya Indonesia punya teknologi serta pabrik mesin sandi sendiri. Dengan berdirinya pabrik mesin sandi ini, maka sejumlah perangkat keras komunikasi antisadap kita buat di sini,” jelasnya.
ICK memproduksi beberapa perangkat keras seperti telepon PSTN antisadap, radio HT (Handy Talkie) antisadap, pengacak sinyal atau jammer, secure VPN, direction finder dan beberapa alat lainnya. Adapun aplikasi perangkat lunak yang dikembangkan meliputi SMS, Chat dan Voice antisadap. Aplikasi tersebut ditanam di ponsel pengguna.
Perangkat antisadap tersebut bisa digunakan untuk kepentingan sipil dan militer. “Khusus untuk keperluan militer, kami buat varian dan spesifikasi khusus agar cocok untuk kondisi lapangan,” tambah Agung.
Kedaulatan Informasi
Pengembangan teknologi antisadap dan produksi mesin sandi dalam negeri, kata Agung, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan keamanan komunikasi dan sistem informasi nasional. “Kedaulatan informasi mutlak kita perlukan agar bangsa ini tegak dan tak mudah diintervensi asing,” tegas Agung.
Karena itu Agung berharap pemerintah bisa terus mendukung industri khusus seperti ini. “Dengan dukungan pemerintah, industri dalam negeri akan tumbuh, termasuk teknologi antisadap ini. Sehingga kami terus dapat berinovasi mengembangkan produk-produk enkripsi karya anak bangsa, bersaing dengan negara maju lainnya,” katanya.
Sejak tahun 2014, teknologi antisadap karya anak bangsa ini mulai dipasarkan secara luas. Bahkan dikenalkan ke publik global melalui sejumlah pameran dalam dan luar negeri. Seperti pameran pertahanan DSA Malaysia 2014, Indodefence 2015, Defence and Security Thailand 2015 yang didukung Kementerian Pertahanan. Pada Maret 2015, dengan dukungan Kementerian Perindustrian dan KJRI, ICK ikut serta dalam pameran IT terbesar di dunia CeBIT. Dilanjutkan dengan roadshow ke sejumlah negara Eropa dengan difasilitasi oleh KJRI dan asosiasi Indoglobit.
Sementara itu tokoh persandian Nahrawi Ramli, dalam keterangannya menyambut baik diresmikannya pabrik mesin sandi pertama di Indonesia ini. Menurutnya baik pemerintah secara umum dan aparat khususnya akan sangat terbantu dengan teknologi yang dikembangkan ICK.
“Ini menjadi tonggak baru sejarah Indonesia. Sejak Republik ini pertama kali berdiri, baru kali ini ada pabrik mesin sandi dan alat antisadap pertama di tanah air. Semoga ICK bisa menstimulasi tumbuhnya industri ini di dalam negeri,” jelasnya.