TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suasana di Planetarium dan Observatorium Jakarta beberapa hari terakhir terlihat ramai.
Pegawainya sibuk mempersiapkan acara nonton bareng fenomena langka gerhana matahari.
Di tengah-tengah kesibukan tersebut, sebagian pejabat planetarium harus menghadiri undangan berbagai stasiun televisi untuk menjadi narasumber menjelaskan soal peristiwan langit itu.
Kepala Subbagian Tata Usaha Planetarium dan Observatorium Jakarta, Edi Wahyu, mengatakan pihaknya bahkan tidak bisa memenuhi permintaan sejumlah stasiun televisi untuk menjadi pembicara diskusi karena kekurangan orang.
Rabu (9/3/2016) nanti, Planetarium dan Observatorium Jakarta akan menggelar acara untuk memfasilitasi warga yang hendak menyaksikan fenomena gerhana matahari.
Ia memprediksi, akan ada sekitar dua ribu orang yang hadir.
"Mereka tidak hanya datang dari subuh, bahkan suka ada yang menginap juga," ujar Edi saat ditemui Tribunnews.com di kantornya.
Selain masyarakat umum, ia meyakini komunitas-komunitas astronomi di sekitar Jakarta juga akan hadir dengan membawa teleskopnya masing-masing.
Gerhana yang dapat disaksikan dari Planetarium dan Observatorium Jakarta adalah gerhana matahari parsial. Hanya 89 persen matahari yang tertutup bulan.
Edi Wahyu menyebut Jakarta akan gelap bagaikan cuaca mendung pada saat fenomena berlangsung.
Peristiwa itu bisa disaksikan sejak pukul 06.00 WIB hingga sekitar pukul 08.00 WIB.
"Ya bentuknya kira kira mirip bulan sabit," ujarnya.
Pihak Planetarium dan Observatorium Jakarta menyediakan delapan buah teleskop yang dilindungi dengan filter khusus yang didatangkan dari luar negeri yakni filter ND5.
Filter tersebut akan menyaring sinar matahari, sehingga fenomena dapat disaksikan, tanpa berpotensi merusak mata.
Delapan unit teleskop milik Planetarium dan Observatorium Jakarta, tentunya dapat dikatakan kurang bila harus mengakomodir rasa ingin tahu ribuan orang. Namun warga menurutnya tidak usah khawatir.
Bagi warga, disediakan tiga layar besar yang akan menampilkan siaran langsung gerhana dari wilayah-wilayah di Indonesia, yang mengalami gerhana matahari total seperti Ternate, Palu, Palangkaraya dan Palembang.
Kepala Planetarium dan Observatorium Jakarta, Sri Juniarti ditemui dalam kesempatan yang berbeda, menambahkan bahwa pihaknya menyediakan 4700 kacamata khusus dengan filter ND5, gratis bagi masyarakat yang hadir.
"Untuk warga Jakarya dan warga Jabodetabek, silahkan datang," terangnya.