TRIBUNNEWS.COM - Hasil data dari gerhana matahari total Rabu (9/3/2016) ini ternyata digunakan Badan Antariksa AS (NASA) untuk penelitian cuaca di luar angkasa.
NASA telah mengirim beberapa penelitinya mendapatkan data gerhana matahari yang terjadi di Asia kali ini.
Menurut kutipan dari 9 News, data tersebut akan digunakan untuk melakukan observasi penting terkait atmosfer matahari dan cuaca di antariksa.
Atmosfer matahari, alias korona, sangat berpengaruh terhadap cuaca di luar angkasa.
Sedangkan, cuaca di luar angkasa berdampak pada bumi dan segala yang mengitarinya, termasuk sistem satelit dan astronot yang mengorbit di stasiun luar angkasa.
Itu sebabnya, penting bagi NASA mengetahui prakiraan cuaca di luar angkasa.
"Korona sering menjadi arena ledakan permukaan matahari," jelas seorang ilmuwan NASA, Dr Alex Young.
"Ledakan itu sering menghasilkan materi-materi berukuran lebih besar dari bumi, yang kemudian menembus tata surya atau menyambar bumi," tambah Young.
Young mengatakan gerhana matahari di Asia akan memberikan penampakan korona aktif yang jelas.
Untuk melihatnya, peneliti NASA menggunakan peralatan khusus, seperti teleskop berfilter untuk meneliti cahaya dari atmosfer matahari. (9 News)