TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Sejumlah ahli meteorologi menyebut bumi semakin kritis gara-gara suhu semakin naik.
Hal itu berdasarkan rilis data terbaru dari Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
Akhir pekan ini, NASA merilis data suhu permukaan bumi pada Februari 2016, yang menyatakan bahwa terjadi kenaikan suhu yang lebih tinggi dari suhu rata-rata.
Hal itu menjadikan Februari tahun ini menjadi bulan terpanas sepanjang sejarah.
Rata-rata suhu permukaan global pada Februari 2016 ini 1,35 derajat Celsius lebih hangat dari tahun-tahun sebelumnya, sejak 1950 sampai 1980.
Menurut ahli meteorologi Bob Henson dan Jeff Master dari Weather Underground, laporan NASA itu menunjukkan bumi telah melampaui titik kritis.
"Data itu mengejutkan, namun dapat menjadi peringatan akan adanya kenaikan suhu jangka panjang, akibat gas rumah kaca dari aktivitas manusia," kata mereka.
Bahkan, Stefan Rahmstorf dari lembaga riset dampak perubahan iklim Jerman Postdam Institute menyebut bahwa manusia sedang dalam keadaan darurat iklim.
Data laporan itu begitu luar biasa, sampai para ilmuwan percaya hal itu adalah sebuah peringatan serius bagi seluruh penduduk bumi.
Namun, menurut asisten direktur Pusat Studi Sains Cato Institute, Chip Knappenberger, suhu global memang biasanya menghangat pada Februari.
"Biasanya gara-gara adanya peristiwa alami El Nino. Tapi, setelah El Nino akan ada La Nina yang akan kembali menormalkan kondisi suhu," jelasnya. (Sputniknews/VOA).