TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Para arkeolog baru saja menemukan sisa-sisa kapak tertua di Australia. Alat yang ngetren di Zaman Batu ini diyakini telah dibuat sekitar 50 ribu tahun yang lalu.
Sebuah fragmen seukuran kuku ibu jari yang dipoles secara hati-hati ditemukan di sebuah tempat di wilayah Kimberley, Australia Barat.
Temuan ini sekaligus membantah teori yang menyebut bahwa kapak tertua dibuat pada 10 ribu tahun yang lalu.
Dari studi yang dilakukan arkeolog terhadap potongan-potongan itu, kapak batu itu diperkirakan berusia antara 45 ribu-49 ribu tahun yang lalu.
Tahun itu disebut sebagai titi-mangsa kedatangan manusia ke benua Australia untuk pertama kalinya—penemuan ini juga menegaskan bahwa nenek moyang orang-orang Aborogin adalah yang pertama soal teknologi berburu.
“Anda tidak akan menemukan kapak di tempat lain pada waktu yang sama,” ujar Prof. Sue O’Connor, arkeolog dari Australian National University.
“Di Jepang, kapak serupa muncul sekitar 35 ribu tahun yang lalu, sementara di beberapa negara lainnya, kapak muncul 10 ribu tahun yang lalu.”
Sisa-sisa kapak ini ditemukan di tempat penampungan batu terpencil di tepi Gap Carperter.
Tempat ini diyakini sebagai salah satu situs pertama di Australia yang didiami oleh manusia modern.
Sisa makanan, karya seni, dan alat-alat lainnya juga ditemukan di tempat ini.
Fragmen kapak ini sejatinya telah ditemukan oleh para arkeolog sejak 20 tahun yang lalu.
Lantaran fragmen yang ditemukan masih sangat kecil, para arkeolog sepertinya belum berani untuk membuat kesimpulan yang lebih utuh hingga ditemukannya bagian yang lebih besar lagi.
Dari keterangan Prof. Peter Hiscock dari University of Sydney, kapak ini hanya berkembang di wilayah Australia bagian utara yang tropis.
Para arkeolog berkesimpulan, bahwa kapak-kapak itu ditinggalkan penduduk setempat saat menyebar ke wilayah gurun dan sub-tropis di Selatan.
Sumber: Telegraph