TRIBUNNEWS.COM - Pesawat angkut strategis ini setelah diperbarui akan mampu bertugas hingga tahun 2040.
Pengguna tunggalnya adalah Angkatan Udara AS. Rupanya negara sebesar AS pun kini harus pikir-pikir, jika ingin mengembangkan pesawat jenis baru.
Pesawat angkut C-5 Galaxy memang bisa dikatakan pesawat uzur yang sudah kenyang terlibat di berbagai misi pertempuran, mulai dari konflik di Vietnam hingga ke Perang Teluk.
Hingga hari inipun masih menjadi andalan AU-AS sebagai pesawat angkut kelas berat.
C-5Galaxy merupakan pesawat transport terbesar yang pernah di buat oleh jajaran AU AS dan pesaingnya di dunia hanyalah pesawat angkut dari Antonov, yaitu An-124 Ruslan dan An-225Mriya.
Pesawat yang dikembangkan ketika perang dingin ini misi utamanya adalah dapat mendukung operasi militer AS di berbagai titik di belahan dunia.
Daya angkutnya memang luar biasa, hingga 36 palet ukuran standar dan 81 orang pasukan, atau setara dengan daya angkut seberat 74 ton angkutan kargo.
Ditambah lagi dengan kemampuannya untuk mendarat di landasan sepanjang 1.829 m hanya dengan lima set roda pendarat yang jumlahnya 28 buah.
Untuk memudahkan proses loading kargo, maka pintu ruang kargo dibuat pada bagian muka dan belakang pesawat angkut C-5 Galaxy.
Dari jumlah tersebut, sekitar 52 pesawat angkut C-5 Galaxy ditingkatkan kemampuannya menjadi C-5M.
Varian ini dibagi menjadi beberapa versi lainnya, antara lain 49 unit menjadi C-5B , dua unit menjadi C-5C dan satu unit sisanya menjadi C-5A.
Perubahan yang akan dilakukan oleh Lockheed Martin (LM) terdiri dari dua tahap. Pertama, peningkatan pada sistem avionic dan selanjutnya dilakukan peningkatan pada bagian mesin.
Pengerjaan sistem avionik terbaru ini dimulai oleh pihak Lockheed Martin pada Januari 1999dengan nilai kontrak sebesar 454 juta dolar AS .
Selain merubah kokpit dari analog ke digital dan pemasangan instalasi autopilot paling mutakhir, pesawat angkut C-5 Galaxy juga akan dilengkapi dengan sistem Global Air Traffic Management (GATM).