TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN
Anda pasti akan sangat tersentuh kalau melihat penderitaan seorang bocah bernama Sayyaf Haidar Al Bahy, 2,8 tahun, penderita tumor ganas jenis sangat langka bernama Histiositosis Sel Langerhans (HSL) atau dalam istilah medis asing disebut Langerhans Cell Histiocytosis (LCH).
Setiap saat, si bocah ini selalu kesakitan di sekujur tubuhnya karena rongrongan tumor LCH yang sangat langka ini. Bisa jadi Anda tidak akan tega melihat penderitaan bocah ini, karena setiap saat mengeluh kesakitan, seolah seperti sedang meregang nyawa.
"Adik sudah nggak tahan Umi (Ibu). Sakit sekali.. nggak kuaaaatttt." Begitulah rintihan yang selalu keluar dari bibir mungil anak bungsu putra pasangan Syafrizal dan Sri Budiyanti ini.
Sang ibu yang setia mendampingi bercucuran airmata tiap mendengar rintihan si buah hati. Ia hanya bisa menghibur dengan memperbanyak mengaji di samping di bocah sembari mengelus-elus dan meniup-niup bagian yang sakit. "Andai sakitmu bisa dipindahkan ke tubuhku, anakku," bisik sang ibu, sembari terisak.
Bocah ini masuk perawatan intensif di Rumah Sakit Kanker Dharmais Lantai 4 Ruang Beruang sejak 17 September 2012 hingga kini, tapi belum menunjukkan perkembangan berarti.
"Awal-awal perawatan, kondisinya sedikit membaik. Tapi tiga hari terakhir saya tak tega melihat penderitaan anak saya. Haidar makin drop, setiap saat meregang kesakitan, terutama di tulang-tulang kedua kakinya," tutur Syafrizal, sang ayah, kepada Tribunnews, Rabu (26/9/2012).
Karena jenis penyakitnya yang langka ditambah dengan faktor penderitaannya yang berkepanjangan, sakit yang diderita Haidar mendapat perhatian luas dari kalangan media. Reportase dari Liputan 6 SCTV, contohnya, menggugah perhatian dan simpati publik terhadap penderitan si bocah malang yang kini berbadan sangat kurus, bak tinggal kulit pembungkus tulang ini.
Rongrongan kanker langka jenis HCL juga membuat bola matanya kirinya menonjol keluar. Tempurung kepalanya membesar. Tumor HCL memang tergolong sangat langka karena ia menyerang secara masif ke seluruh tubuh, dan tidak hanya menyasar di satu titik serangan saja.
Saking langkanya, sebuah referensi ada yang menyebut tumor HCL ini hanya diderita oleh anak Indonesia dengan perbandingan 1:300.000, atau hanya 1 anak penderita dalam jumlah populasi 300 ribu bocah negeri ini.
"Serangan tumor ini berpindah-pindah. Kadang Haidar mengeluh sangat sakit di kepalanya, kadang di tulang-tulang kakinya, kadang di punggung, kadang juga barengan di sekujur tubuh. Duh, saya sangat trenyuh melihat penderitaannya," tutur Syafrizal.
Dalam doanya, sang ayah selalu berharap satu hal pada Sang Khalik. "Kalau Engkau (Tuhan) menghendaki kesembuhan, percepatlah kesembuhannya. Tapi bila Engkau lebih sayang padanya (Haidar), kami berpasrah kepadamu," doa Syafrizal untuk si buah hati.
Selain tersiksa penyakitnya, bocah ini juga sudah terlanjur phobia dengan jarum suntik dan infus yang acapkali berpindah-pindah di pergelangan tangannya.
Trenyuh dengan derita si bocah, sejumlah public figure menyambangi bocah ini di Lantai 4 Ruang Beruang RS Kanker Dharmais. Salah satunya, Ustad Zaki Mirsa, yang sering berceramah di berbagai acara TV.
Bentuk simpati juga mengalir, baik lewat kunjungan secara langsung kepada penderita maupun mengontak kedua orangtuanya via telepon genggam dan email.