Laporan Wartawan Tribunnews, Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
Ibu mana yang tak tersayat hatinya mendengar buah hati tercinta divonis tak bisa sembuh dari penyakit yang diderita bahkan nyawanya tak bertahan lama lagi?
Itulah kesedihan yang dirasakan seorang ibu bernama Sri Budiyanti begitu mendengar putra tercinta, Sayyaf Haidar Al Bahy, divonis penyakitnya tak bisa disembuhkan.
Bahkan tim dokter meminta kedua orangtua Haidar agar menyiapkan mental untuk kehilangan buah hati tercinta.
"Saya pasrah apapun suratan takdir untuk anak saya. Tapi saya tidak akan berputus asa mengharap mukjizat dan berkah Allah SWT, " tutur Sri Budiyanti kepada Tribunnews, Rabu (28/11/2012).
Haidar yang berumur 2,10 tahun itu, sejak Februari 2012 lalu memang terus mendapat perawatan intensif lantaran rongrongan penyakit tumor langka jenis Histiositosis Sel Langerhans (HSL) atau dalam istilah medis asing disebut Langerhans Cell Histiocytosis (LCH).
Sudah lima rumahsakit disambangi untuk kesembuhan Haidar tapi belum membuahkan hasil. Rumah sakit terakhir yang jadi tumpuan harapan kesembuhan Haidar adalah Rumah Sakit Kanker Dharmais di Jl Letjen S Parman Slipi Jakarta.
Hingga kini Haidar masih dirawat di lantai 4 rumah sakit tersebut. Namun tim dokter seolah sudah hampir menyerah untuk urusan kesembuhan. "Dokter bilang, hanya bisa memperpanjang umur, tapi bukan untuk harapan sembuh," tutur Umi, panggilan akrab Sri Budiyanti ini.
Kondisi terakhir bocah malang ini memang memilukan. Jangankan berjalan, duduk saja tak bisa. Untuk mengeluarkan kotoran dan air seni saja harus dipancing dengan obat-obatan. Selang infus tak pernah lepas dari pergelangan tangan.
Kedua mata tertutup rapat oleh perban, karena bola matanya keluar dari kelopak akibat desakan tumor dari tempurung kepala. Kepalanya sendiri makin membesar. "Tulang-tulang rusuknya makin rapuh karena diserang tumor," tutur sang ibu yang berprofesi sebagai guru mengaji anak- anak itu.
Dokter terpaksa menutup rapat kedua kelopak mata dengan plester karena apabila dibuka terus mata si bocah terasa perih lantaran tak bisa berkedip. Setiap 4 jam anak ini disuntik obat penghilang rasa nyeri agar tidak tersiksa oleh penyakit yang dideritanya. Hanya bantuan obat- obatan yang membuat anak ini bertahan hidup dan terkurangi rasa sakitnya.
Anehnya, dengan kondisi badan melemah seperti ini, suara Haidar masih lantang terdengar jelas. "Kalau aku sembuh, Haidar minta kamar tidurku diganti cat yang baru," bisik Haidar, seperti ditirukan sang ibu.
Perhatian terhadap Haidar pun mengalir. Tidak hanya dalam bentuk materi, juga dalam bentuk pasokan daerah. Rekan-rekan kerja Syafrizal, ayah Haidar, berdatangan ke rumah sakit untuk mendonorkan darahnya buat si Kecil malang ini.
Berbulan-bulan Haidar dalam perawatan di rumah sakit, tentu biaya pun makin membengkak. Kedua orangtua tentu terbelah pikirannya, antara memikirkan keselamatan nyawa si buah hati dengan kegalauan memikirkan biaya pengobatan. Anda terketuk hati membantu kesedihan keluarga muslim yang taat beribadah ini?
Kontak Orangtua Penderita
- Ibu Sri Budiyanti di nomor 021 7080 6017
atau nomor 0812 8600 8489.
- Email: rizal6372@gmail.com
- Rekening peduli: BCA Cabang Utan Kayu
atas nama Syafrizal di nomor
rekening 5800028207.
- Alamat: Perum Taman Fasco Blok C 7
No 3 Maruga, Serua, Ciputat, Tangerang
Selatan, Banten
- No HP Syafrizal (ayah Haidar) 0818 089 33229
atau 021 930 47373
Klik TRIBUN JAKARTA Digital Newspaper
(Berita, artikel dan foto-fotonya dijamin WOW!)
Baca Artikel Terkait Sebelumnya
-
Minggu, 30 September 2012 17:25 WIBYa Tuhan, bocah malang penderita tumor ganas langka jenis LCH ini bergantung hidup dari selang makanan yang menancap di hidungnya saja.
-
Rabu, 26 September 2012 17:43 WIBSetiap saat kesakitan seperti sedang meregang nyawa. Itu derita Haidar, bocah penderita tumor ganas jenis langka bernama tumor HCL.
-
Senin, 10 September 2012 21:55 WIBBola mata menonjol keluar, tubuh kurus dan tiap hari kesakitan meradang. Ini derita bocah penderita tumor ganas nan langka.
-
Minggu, 9 September 2012 10:48 WIBHaidar, penderita tumor langka ini terus kesakitan mengenaskan karena rongrongan tumor langka. Butuh uluran tangan. Anda mau membantu?