TRIBUNNEWS.COM - Anak-anak yang didiagnosis autisme, ternyata pada usia 7 bulan, dalam uji pengukuran gerakan mata dan perhatian visual, mereka lebih lamban sepersekian detik dalam mengalihkan pandangan, dibandingkan anak lain yang tidak autisme.
Demikian hasil studi terbaru yang didukung oleh National Institutes of Health, dan sudah dipublikasikan dalam American Journal of Psychiatry.
Perbedaan antara kedua kelompok rata-rata 25-50 milidetik. Para peneliti melihat memang terlalu singkat untuk dideteksi dalam interaksi sosial dengan bayi. Namun, keterlambatan yang terukur ini bisa dipertanggungjawabkan melalui perbedaan dalam perkembangan sirkuit saraf dalam otak anak.
Pengalihan perhatian secara efisien pada masa bayi dianggap penting oleh para peneliti untuk perkembangan sosial dan kognitif anak selanjutnya. Keterlambatan sepersekian detik, bisa menjadi prekursor untuk gejala autisme. Gejala itu seperti sulit berkontak mata atau mengikuti jari orangtua yang menunjuk.
Masalah ini umumnya baru diketahui atau disadari orangtua setelah anak berusia 1 tahun. Dan memang seringkali gangguan spektrum autisme baru terdiagnosa setelah usia 2-3 tahun.
"Jalur otak untuk berkomunikasi terbentuk dengan cepat di awal masa bayi, dan perbedaan kecil pada tahap ini bisa meramalkan perbedaan yang lebih besar saat anak sudah lebih besar," ujar Alice Kau,PhD., dari Intellectual and Developmental Disabilities Branch of the Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development (NICHD), lembaga yang mendanai penelitian ini, seperti dikutip medicalnewstoday.