News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bugar

Maunya Stop Merokok Tapi Takut Gendut? Ini Solusinya

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM  - Salah satu sebab pria enggan berhenti merokok adalah takut menjadi gemuk setelah berhenti merokok. Padahal kurus gara-gara merokok jelas lebih tidak sehat.

Ada cara untuk mensiasati agar tidak jadi gendut setelah berhenti merokok.

Tidak sedikit perokok khawatir bakal mengalami kenaikan berat badan ketika berhenti merokok. Ketakutan ini jadi alasan untuk terus merokok. Padahal sudah banyak riset membuktikan merokok itu merusak kesehatan.

“Enggan berhenti merokok karena takut gemuk adalah alasan yang buruk. Tidak semua perokok yang berhenti menjadi gemuk. Bahkan kenaikan berat badan yang terjadi pun rata-rata hanya dua hingga lima kilogram,” kata Scott McIntosh, PhD, associate professor kesehatan masyarakat dan pencegahan penyakit dari University of Rochester New York dan direktur the Greater Rochester Area Tobacco Cessation Center.

Menurutnya, buat para mantan perokok sebenarnya kenaikan berat badan itu sehat. Penelitian membuktikan bahwa merokok itu membuat orang kurus tapi tidak sehat.

Banyak penelitian membuktikan bahwa nikotin dalam tembakau memang meningkatkan metabolisme tubuh. Ini menyebabkan peningkatan jumlah kalori yang dibakar. Segera setelah merokok, detak jantung meningkat antara 10 hingga 20 kali semenit. Efek stimulan nikotin inilah yang membuat rokok bikin sakit jantung. (Diyah Triarsari)

Ketika seorang perokok berhenti menghisap rokok, metabolisme tubuhnya kembali normal. Sesungguhnya ini sesuatu yang sehat. Kenaikan berat badan terjadi bila dengan tingkat metabolisme yang normal ini dia tetap mengonsumsi makanan dengan jumlah yang sama dengan saat dia merokok.

Ketika berhenti merokok, sesungguhnya para mantan perokok itu tidak hanya ketagihan nikotin. Mereka juga kehilangan kebiasaan menyalakan rokok dan menjepitnya di antara dua bibir. Banyak mantan perokok mengganti kehilangan ini dengan makanan untuk memuaskan kebutuhan yang disebut gratifikasi oral itu.

Sebenarnya tidak ada masalah dengan gratifikasi oral tersebut. Asalkan, mantan perokok memasukkan ke mulutnya makanan rendah kalori seperti permen karet bebas gula, sayur dan buah-buahan.

Penelitian sebagaimana dilansir oleh situs webmd menyebutkan ada kecenderungan mantan perokok mengalami sweet tooth alias jadi suka yang manis-manis. Oleh karena itu mereka dianjurkan mencari makanan manis dengan gula buatan.
 
Trik lainnya adalah dengan menggosok gigi. Ini lumayan memuaskan keinginan makan yang manis-manis untuk memuaskan mulut. Ketika mulut bersih dan segar, keinginan merokok juga berkurang. (Diah Triarsari)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini