TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 16 Organisasi Nasional dan Regional berbasis ODHA dan Napza mendesak UNITAID dan The Global Fund agar melakukan pencegahan, perawatan dan pengobatan Hepatitis C agar dapat diakses dengan mudah, murah dan terjangkau.
Menurut studi Hepatitis C di kalangan Pengguna Napza Suntik (Penasun) yang dilakukan oleh Persaudaraan Korban Napza Indonesia (PKNI) bekerjasama dengan Asian Network of People who Use Drugs (ANPUD) di 18 Provinsi anggota PKNI, didapat temuan sebanyak 11 persen Penasun yang mendapat informasi tentang diagnosa dan pengobatan Hepatitis C dari petugas penjangkau. Dan hanya 5 persen yang mendapatkan info tersebut dari sesama Penasun.
Berdasarkan data tersebut, dikategorikan hal itu merupakan temuan yang sangat memprihatinkan di saat angka penularan Hepatitis C yang cukup tinggi di kalangan Penasun (antara 60 – 85 persen).
Lebih lanjut, temuan tersebut oleh PKNI dibawa ke tingkat konsultasi regional yang diselenggarakan di Bangkok-Thailand pada Maret 2013 yang diselenggarakan oleh Treat Asia, ANPUD dan APN+ membahas tentang advokasi hepatitis C prevention, care and treatment access untuk orang dengan HIV yang dihadiri oleh 16 organisasi Nasional dan Regional yang terkait isu ODHA dan NAPZA yang berasal dari diberbagai negara di Asia.
Berdasarkan rilis yang diterima Tribunnews.com dari Persaudaraan Korban Napza Indonesia (PKNI), hasil dari konsultasi regional itu, sebanyak 16 organisasi menandatangani kesepakatan bersama yang dikirimkan dalam bentuk surat resmi pada UNITAID dan The Global Fund untuk mendukung peran mereka agar bekerja lebih proaktif dan peluang yang berkaitan dengan obat HCV dan diagnostik dalam konteks ko-infeksi HIV-HCV.
Tidak hanya itu, PKNI juga mendorong pihak-pihak potensial di level lokal maupun Nasional untuk mengupayakan pencegahan, perawatan dan pengobatan Hepatitis C dapat diakses dengan mudah, murah dan terjangkau sesuai dengan “The voice of Harm Reduction”
Berikut desakan ke berbagai pihak,
PEMERINTAH:
1. Untuk mengembangkan strategi nasional hepatitis C / Program bekerja sama dengan aktifis treatment hepatitis C
2. Untuk memastikan dana pengobatan hepatitis C dari anggaran Nasional
3. Untuk mengembangkan protokol pengobatan hepatitis C sesuai dengan standar internasional
4. Mengembangkan sistem surveilans hepatitis C
5. Untuk meningkatkan tes hepatitis C di antara sebagian populasi berisiko
ORGANISASI KESEHATAN DUNIA:
1. Untuk mengambil peran utama dalam penurunan harga pengobatan hepatitis C dengan menambahkan pegylated interferon dan ribavirin ke WHO Esensial daftar obat-obatan dan daftar WHO produk obat prequalified
2. Untuk menyelaraskan pedoman untuk pengembangan produk bio-sama dancepat namun secara menyeluruh menilai kualitas obat generik
3. Untuk mengembangkan pedoman pengobatan untuk pengaturan sumber daya yang terbatas
4. Untuk menetapkan target pada ketersediaan pengobatan
5. Untuk meminta negara-negara anggota untuk melaporkan prevalensi HCV dan pengobatan tersedianya
DONOR INTERNASIONAL
Untuk membentuk dana pengobatan hepatitis C program
PERUSAHAAN FARMASI:
Untuk mengurangi harga pengobatan hepatitis C untuk 48 minggu program perawatan