TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tingginya harga gigi tiruan membuat tidak semua masyarakat yang kehilangan gigi asli mengantikannya dengan gigi tiruan.
"Salah satunya mungkin harganya mahal meski itu relatif karena kan gigi palsu ada variasi harganya yang paling mahal implant," tutur pakar Prostodonsa dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Prof drg Lindawati S Kusdhany Sp Pros (K) di Jakarta, Selasa (28/5/2013).
Saat ini tidak kurang hampir 160 juta penduduk bermasalah dengan gigi mulai gigi berlubang, ompong mempunyai sisa gigi busuk tapi hanya 25 juta orang yang memasang gigi tiruan.
"Orang cenderung tidak mau menganti gigi yang hilang tapi lebih suka menghindari makanan yang mudah dikunyah.
Adanya gigi tiruan akan menjamin kestabilan gusi dan rahang mulut. Tanpa gigi lengkap akan kesulitan mengunyah makanan dan pengucapan saat bicara.
"Bagi sebagaian besar orang tidak mempunyai gigi cenderung kurang percaya diri dalam bersosialisasi karena ketidaknyamanan yang dirasakan," kata Linda.
Eko Sutriyanto