TRIBUNNEWS.COM - Perjalanan penyakit demam dengue umumnya hanya satu minggu. Setelah itu, pasien akan membaik, asalkan tidak disertai kebocoran pembuluh darah. Jika disertai perdarahan ini disebut DBD (demam berdarah dengue). Dari yang mengalami perdarahan ini, sekitar 30 persennya terkena syok dan 30 persen lagi bersisiko kematian.
Selama ini, anggota keluarga pasien akan merasa sangat khawatir jika kadar trombosit yang sakit dinyatakan turun. Sebetulnya bukan kadar trombosit yang menentukan keselamatan pasien, akan tetapi hematokrit lah yang lebih penting diperhatikan.
"Trombosit turun sampai tinggal belasan ribu, kalau hematokrit masih bagus, ya tidak akan meninggal, karena berarti tingkat kebocoran pembuluh darah tidak tinggi," jelas Dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K)., M.TropPaed., Ketua Divisi Penyakit Infeksi dan Pediatri Tropis, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM.
Kondisi demamnya juga harus diperhatikan. Penyakit DBD biasanya ditandai demam tinggi selama tiga hari. Namun, bukan hanya demam pada tiga hari pertama itu yang harus diwaspadai. "Masa kritisnya justru di hari keempat dan kelima. Jadi, jangan lengah, jangan merasa sudah aman jika demam terkesan menurun di hari keempat dan kelima," saran dr. Hingki, sapaan akrabnya.
Hal terpenting sebetulnya berupaya untuk memutus mata rantai penularan DBD. Bukan dengan sibuk menggunakan obat nyamuk, tetapi ada langkah yang lebih efektif yakni PSN (pemberantasan sarang nyamuk). Lingkungan yang bersih dan tak ada peluang bagi nyamuk berkembang biak, maka penyakit DBD dapt dikendalikan.