News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Chikungunya Melumpuhkan Tapi Tidak Menular

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aneka penyakit tropis seringkali berbiak saat berlangsungnya musim pancaroba seperti sekarang. Salah satu penyakit tropis yang kini muncul adalah penyakit chikungunya.

Apakah sebenarnya penyakit chikungunya itu? Bagaimana dampaknya jika seseorang terkena penyakit ini?

Penyakit chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya yang berasal dan disebarkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Karena itu, pencegahannya pun hampir sama dengan penyakit demam berdarah (DB), yaitu mencakup 3M: menguras bak mandi, menutup benda-benda yang bisa menampung air, dan menimbun barang-barang yang tidak terpakai. Biangnya: virus chikungunya

Dokter Rindang Ayom dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Eva Sari, Rawamangun, Jakarta Pusat, menuturkan, perbedaan chikungunya dengan DB terletak pada virusnya. Penyakit chikungunya berasal dari virus chikungunya, sedangkan demam berdarah berasal dari virus dengue.

Untuk membedakannya pun agak susah karena semua infeksi virus akan menyebabkan demam (tinggi) mendadak sampai 40 derajat.

"Namun, pada penderita demam berdarah, gejalanya disertai shock karena terjadi kebocoran pembuluh darah.  Sedangkan chikungunya tidak demikian," ujar dr. Rindang.

Gejala penyakit chikungunya pada setiap orang berbeda, tergantung usia. Pada orang dewasa, gejalanya ditandai dengan nyeri persendian dan demam tinggi mendadak. Demam berdarah juga bisa memunculkan nyeri persendian walau gejalanya tidak terlalu intens.

Tapi gejala awal keduanya bisa sama: demam tinggi mendadak. Sementara pada anak, gejala chikungunya hanya ditandai dengan demam tinggi saja. Untuk memastikannya apakah seseorang terkena chikungunya atau bukan, dokter akan melakukan pemeriksaan IgM dan IgG anti chikungunya.

Dr. Rindang menerangkan, penderita chikungunya biasanya merasakan sakit pada seluruh badan dan kepala pusing. "Namun mereka hanya akan diobati secara simptomatik, yaitu sebatas gejalanya saja," jelas dia. Misalnya, dengan memberi obat demam atau analgetik untuk menangkal nyeri pada persendian. Penyakitnya sendiri, karena dipicu oleh virus, bakal sembuh dengan sendirinya.

Dalam tubuh, virus chikungunya biasanya akan berinkubasi dalam jangka waktu 5-7 hari. Sama dengan DBD. Memasuki hari ke-8, biasanya sudah mulai sembuh. Namun hal ini tergantung tingkat kekebalan masing-masing orang.

Pada orang tua yang sistem kekebalan tubuhnya mulai berkurang, nyeri persendian ini bisa berlangsung berbulan-bulan bahkan hingga 2 tahun karena proses penyembuhannya lama. Meskipun begitu, demam tingginya hanya berlangsung 7 hari. Pada usia dewasa yang tidak mempunyai riwayat penyakit yang lain, biasanya bakal sembuh dalam waktu 7 hari.

Sistem kekebalan tubuh tergantung pada pola hidup seseorang. Jika menjalani pola hidup sehat dan dan asupan makanan bergizi seimbang, ditambah olahraga, kemungkinan sakitnya tidak akan lama. Sebab, penyakit chikungunya berasal dari virus yang tidak bisa diobati  dengan antibiotik, tapi sangat tergantung pada kekebalan tubuh seseorang.

Meski tidak menyebabkan kematian, penderita chikungunya bisa mengalami kelumpuhan sementara. Ini karena chikungunya menyerang otot-otot persendian. Rasa sakit yang tinggi pada beberapa titik organ tubuh, seperti sikut, pergelangan tangan, jari-jari kaki, yang teramat intens, menyebabkan penderitanya tidak bisa bergerak.
 

Penyakitnya endemis

Sebagai penyakit tropis, chikungunya bersifat endemis, bisa terjadi di mana saja tergantung musim. Biasanya banyak terjadi pada musim hujan atau masa pancaroba. Meski begitu, seperti halnya demam berdarah, kini chikungunya bisa menimpa seseorang kapan saja.

Kondisi lingkunganlah yang paling menentukan tingkat kerentanan persebaran chikungunya. Jika lingkungannya bersih, maka nyamuk yang senangnya di tempat gelap dan genangan air, tidak akan berbiak. Di desa atau kota, tingkat kerawanannya sama, tergantung tingkat kebersihannya.

Meski ditandai dengan demam tinggi, secara medis tidak ada larangan bagi penderitanya untuk mandi. Hanya saja, agar tidak menggigil perlu menggunakan air hangat.

"Chikungunya juga bukan penyakit menular. Jadi, Anda tidak perlu ragu untuk melakukan kontak dengan penderita," pungkas dr. Rindang. (Intisari)
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini