TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini, penggunaan implan sebagai salah satu alat keluarga berencana (KB) mampu menjadi salah satu jenis kontrasepsi jangka panjang yang efektifitasnya bisa mencapai 3 tahun.
Implan dipasang di lapisan bawah kulit pada lengan pengguna menjadi salah alat kontrasepsi yang menjadi unggulan dari program KB Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Apalagi BKKBN tengah menerapkan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) karena dinilai jauh lebih efektif.
"Implan sendiri dikenal di Indonesia sejak 1980-an. Implan saat ini mengalami perkembangan yang lebih praktis, yakni hanya satu batang," kata Chris Tan, Managing Director Merck Sharp & Dohme (MSD) Indonesia kepada wartawan Kamis (26/9/2013).
Implan bekerja dengan melepaskan hormon progesteron alami dalam tubuh dengan tingkat kegagalan 0,05% per 100 perempuan, jauh lebih rendah dibandingkan kontrasepsi lain yang mencapai di atas satu persen.
Tidak hanya berkomitmen dalam menyediakan berbagai alat kontrasepsi untuk mendukung program keluarga berencana (KB) , pihaknya berkomitmen memberikan advokasi kepada masyarakat.
"Juga meningkatkan kapasitas atau capacity building bagi tenaga medis. Juga penyediaan produk kontrasepsi berkualitas termasuk implan," katanya.
Salah satunya adalah pelatihan bidan lebih dari 2.500 orang di berbagai daerah, bekerjasama dengan asosiasi profesi medis seperti, Persatuan Obstetri Ginekologi Indonesia (POGI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI), rumah sakit atau klinik, dan BKKBN.
Mereka juga menyosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya penggunaan kontrasepsi dalam mencapai keluarga yang lebih berkualitas dan sejahtera. Kemarin, masyarakat seluruh dunia memperingati kontrasepsi sedunia.
MSD juga mendukung London Family Planning Summit pada tahun 2012 yang menghasilkan Family Planning 2020 (FP 2020), suatu inisiatif yang terdiri dari berbagai pihak seperti pemerintah, donor, sektor swasta, masyarakat sipil dan mitra lainnya, yang bertujuan membangun komitmen politik global dan sumber daya untuk memungkinkan 120 juta perempuan memiliki akses untuk menggunakan kontrasepsi pada tahun 2020.
"Pencapaian tujuan ini akan menurunkan angka kematian 200.000 perempuan akibat hamil dan melahirkan dan mengurangi 3 juta kematian bayi baru lahir," tuturnya. (Eko Sutriyanto)