TRIBUNNEWS.COM - Anggie Pridayanti (22) adalah seorang mahasiswa yang telah terdaftar sebagai peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di wilayah Asahan. Tidak hanya dirinya, seluruh anggota keluarganya juga telah memperoleh perlindungan jaminan kesehatan melalui Program JKN yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.
“Kami sekeluarga sudah terdaftar sebagai peserta JKN, dan mendapat kesempatan yang baik ini dari pemerintah. Seingat saya sudah cukup lama sejak kami terdaftar sebagai peserta penerima bantuan. Kami bersyukur sekali pemerintah masih peduli pada jaminan kesehatan masyarakatnya,” tutur Anggie.
Perempuan yang sehari-hari akrab disapa dengan Anggie tersebut juga menceritakan pengalamannya dalam mengakses layanan kesehatan melalui Program JKN yang kini sudah beroperasi lebih dari satu dekade. Menurutnya, Program JKN tersebut sungguh memberikan bantuan kepada pesertanya yang memang membutuhkan layanan kesehatan.
“Program JKN ini sungguh menjadi penolong bagi keluarga kami, untuk kami sekeluarga terlebih untuk ibu saya. Kami sungguh tidak bisa bayangkan kalau kemarin waktu ibu sakit kami belum terdaftar menjadi peserta JKN, ntah kami akan dapat biaya dari mana untuk biaya pengobatannya. Karena jumlahnya pasti sangat banyak karena ibu saya menjalani perawatan di rumah sakit selama berhari-hari. Pasti biayanya tidak sedikit karena biaya pengobatan zaman sekarang sungguh tidak murah,” ucap Anggie.
Anggie kemudian berbagi pengalaman tentang manfaat Program JKN bagi keluarganya, terutama saat ibunya harus menjalani pengobatan akibat masalah jantung. Karena kondisinya yang mendadak dan darurat, keluarganya segera membawanya ke rumah sakit terdekat agar dapat segera menerima pertolongan pertama.
Baca juga: Biaya BPJS Kesehatan untuk Gagal Ginjal Kronik Tembus Rp 11 Triliun pada 2024
“Hari itu ibu secara mendadak merasa kalau tubuhnya lemas dan hampir kehilangan kesadaran juga. Katanya ada rasa sakit yang tidak tertahan di dada bagian kirinya. Kami sempat takut sekali kalau ibu kena serangan jantung mendadak jadi kami segera membawa ibu ke Rumah Sakit Wira Husada untuk mendapatkan pertolongan pertama. Dokter sampaikan ada pembengkakan jantung sehingga ibu diharuskan mendapat perawatan intensif sampai dengan sembuh dan dokter sudah memperbolehkan untuk pulang. Tapi tetap harus datang kembali untuk kontrol dan mengecek kesehatan lanjutan,” ujar Anggie.
Disampaikannya juga dalam proses pengurusan administrasi sungguh tidak sulit sama sekali. Sebagai anak yang tergolong dalam Gen-Z, tentunya ia sudah fasih memanfaatkan kemudahan teknologi di zaman sekarang. Aplikasi Mobile JKN sudah ada di telepon genggamnya, sehingga ketika mengurus administrasi ia tidak merasa kesulitan sama sekali.
“Kami sekeluarga sudah menggunakan kemudahan yang disediakan Aplikasi Mobile JKN, jadi kartu digital kami sudah ada di sana. Ketika mengurus administrasi di rumah sakit, kami juga hanya menunjukkan kartu digital serta bawa Kartu Tanda Penduduk jika memang pihak rumah sakit membutuhkannya. Praktis sekali tidak perlu ada berkas yang di fotokopi,” kata Anggie.
Dalam kesempatan ini, Anggie juga mengungkapkan besarnya manfaat yang ditawarkan oleh Aplikasi Mobile JKN. Aplikasi ini tidak hanya berfungsi sebagai kartu digital, tetapi juga menyediakan berbagai fitur yang dapat dimanfaatkan.
Beberapa di antaranya meliputi Info Program JKN, Info Lokasi Fasilitas Kesehatan, Program Rencana Iuran Bertahap BPJS Kesehatan (REHAB), Penambahan Peserta, Info Peserta, Pendaftaran Pelayanan (Antrean), Perubahan Data Peserta, Pengaduan Layanan JKN, Info Iuran, Skrining Riwayat Kesehatan, serta fitur lainnya yang dirancang untuk mempermudah peserta JKN dalam mengakses layanan administrasi tanpa perlu datang langsung ke kantor BPJS Kesehatan.
“Kalau kata anak Gen-Z sekarang, Aplikasi Mobile JKN ini paket komplit. Semoga aplikasinya bisa terus berkembang dan memberikan kemudahan kepada seluruh peserta JKN di mana pun berada,” tutup Anggie. (*)
Baca juga: Dari Kacamata hingga Cuci Darah, Semua Biayanya Dijamin BPJS Kesehatan