TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Data US Department of Human and Health Sevices Amerika Serikat mencatat per tahunnya setidaknya 300.000 hingga 600.000 orang terkena trombosis dan 100.000 diantaranya mengalami kematian. Di negara barat dan Amerika Serikat, trombosis merupakan penyebab kematian utama lebih banyak dibanding kanker.
Bagaimana dengan Indonesia? Prof. Dr. dr. Karmel Lidow Tambunan SpPD, K-HOM, mengatakan, ada mitos orang Asia jarang trombosis, tapi penelitian lebih lanjut memperlihatkan bahwa insiden trombosis di Asia juga hampir sama dengan negara barat.
"Penelitian kami di Departemen Hematologi dan Departemen Ortopedi FKUI/RSCM tahun 2009, melalui pemeriksaan venografi menunjukkan bahwa 61,5% pasien pasca operasi ortopedi mengalami DVT, sementara di negara barat presentasenya 40-80 persen," kata Prof. Dr. dr. Karmel Lidow Tambunan SpPD, K-HOM dalam Journalist Class “Trombosis : Silent Killer ! yang diselenggarakan Pfizer Indonesia di Jakarta, Jumat (4/10/2013).
Dia menambahkan trombosis merupakan penyakit yang bisa dicegah, dan pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati.
"Misalnya insiden trombosis pasca operasi besar seperti operasi ortopedi yang insidennya sangat tinggi dapat dicegah atau dikurangi dengan memberikan antikoagulan bisa lewat injeksi atau dengan cara oral," katanya.