News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Negara Tekor Rp 63,9 Miliar Akibat Korupsi Proyek Vaksin Flu Burung

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Vaksin flu burung

Laporan Wartawan tribunnews.com, Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kerugian negara akibat korupsi pengadaan peralatan pembangunan fasilitas produksi riset dan alih teknologi produksi vaksin flu burung di Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI antara tahun 2008-2010 ditaksir mencapai Rp 63,9 miliar.

Kasus ini hingga kini masih berproses di Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri dan berkasnya sudah dilimpahkan ke Kejaksaan Agung atas tersangka berinisial PTS yang merupakan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam proyek tersebut.

"Kerugian negara Rp 63,9 miliar estimasinya," kata Wakil Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri Kombes Pol Ahmad Wiyagus di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (13/11/2013).

Kasus tersebut menurut Wiyagus langsung diawasi Pokja dari Komisi 9 DPR RI.

Pihaknya hingga kini belum menetapkan tersangka lain dalam kasus tersebut. Tetapi ke depan kasusnya akan berkembang pasalnya menurut Wiyagus, kasus korupsi tidak pernah dilakukan seorang saja.

"Tipikal tindak pidana korupsi ini pelakunya tidak mungkin satu orang. Kenapa PPK dulu itu penyidik yang memberikan pertimbangan karena tidak mungkin juga tersangkanya hanya PPK, ini hanya masalah kapan kita masuk ke pihak ke tiga, kapan masuk ke atas, itu bagian dari pada penyidik untuk proses pembuktian tindak pidana korupsi dalam penyidikan ini supaya tidak terganggu," ungkapnya.

Kasus dugaan korupsi vaksin flu burung dimulai dengan pekerjaan pengadaan peralatan pembangunan fasilitas produksi riset dan alih teknologi produksi vaksin flu burung di Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kemenkes RI senilai Rp 718,8 miliar pada tahun anggaran 2008-2011.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini