TRIBUNNEWS.COM - Rahasia sehat sejatinya mudah saja: konsumsi makanan beragam dengan menu sehat seimbang karena tubuh memerlukan karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin dan mineral dalam jumlah cukup.
"Menurut WHO, tidak ada satu pun makanan yang bisa memenuhi semua kebutuhan tubuh kecuali air susu ibu (ASI). Kita tidak perlu berpantang makanan. Boleh saja makan mie instan, dan lengkapi dengan telur sebagai sumber protein dan tambahan sayur sawi agar perut kenyang lebih lama," kata Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS.
Hardinsyag mengatakan ini saat peluncuran Indomie Taste of Asia, yang hadir dalam tiga rasa, yakni bulgogi (Korea) dilengkapi topping daging nabati, wijen, dan sayuran kering; tom yam (Thailand) dengan topping bakso udang, jamur, dan sayuran kering; serta laksa (Singapura) dengan topping bakso udang, tahu, dan sayuran kering, di Jakarta.
Ditambahkan Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat FEMA Institut Pertanian Bogor (IPB) ini, yang harus diperhatikan adalah cara makan. "Orang dewasa membutuhkan 1.600-1.800 kilokalori sehari. Dari situ bisa diketahui berapa banyak konsumsi mi instan dalam sehari karena satu bungkus mengandung 380 kalori. Sebaiknya kurang dari tiga porsi karena kita juga harus mengonsumsi makanan lain seperti buah dan sayur selain karbohidrat," ujarnya.
Selain sayur sawi, Prof. Hardin menyarankan untuk juga menambahkan irisan tomat dan timun saat memasak mi. "Semua tergantung selera, tetapi saya paling suka menambahkan irisan tomat dan timun, juga selada untuk mi goreng," tuturnya.
Saat disinggung mengenai anjuran membuang air yang dipakai untuk merebus mi instan, Prof. Hardin punya jawaban sendiri, "Saat mi direbus, sekitar 30-40 persen vitamin B yang terkandung di dalamnya akan terlarut. Membuang air rebusan mi instan, sama saja dengan membuang vitamin B yang dibutuhkan tubuh."