TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kontrasepsi selalu diindentikan dengan perempuan. Hingga saat ini, angka partisipasi serta variasi kontrasepsi bagi perempuan lebih banyak bila dibandingkan dengan kontrasepsi bagi pria.
“Saya tidak setuju bila kontrasepsi hanya dihubungkan dengan perempuan, lelaki juga harus berperan. Kontrasepsi adalah urusan laki-laki dan perempuan”, kata Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH,Jumat (21/3/2014)
Menkes mengatakan, variasi alat dan obat kontrasepsi pria masih terbatas pada dua pilihan kontrasepsi, yaitu kondom dan metode operasi pria (MOP) atau yang lebih dikenal dengan istilah sterilisasi atau vasektomi.
Mengutip data SDKI, cakupan KB MOP pada tahun 2007 dan 2012 sebesar 0,2%. Sedangkan cakupan penggunaan kondom sebesar 1,3% pada tahun 2007 dan 1,8 persen pada tahun 2013.
Terkait pendapat masyarakat seputar “boleh beranak banyak asal mampu”, Menkes menuturkan bahwa pengaturan kehamilan sebaiknya bukan didasarkan atas kemampuan keluarga secara ekonomi, namun lebih kepada aspek kesehatan.
"Saya yakin seorang ibu yang memiliki dua anak, akan lebih dan mempunyai kegiatan yang produktif bila dibandingkan dengan Ibu yang memiliki anak banyak," katanya.
Menkes menegaskan bahwa upaya pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi akan sangat sulit tanpa disertai kesadaran untuk mengatur kehamilan dari masing-masing keluarga.
“Bukan masalah keluarga tersebut mampu atau tidak mampu, karena hal tersebut bukan konsentrasi utama dari pengaturan kehamilan. Fokus utama adalah kesehatan dan keselamatan sang ibu dan calon bayi," kata Menkes.