TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kesehatan menyatakan, bila ada warga negara yang baru datang dari negara terjangkit Ebola, lalu dia demam belum tentu demam tersebut diakibatkan oleh virus Ebola.
Bisa saja itu dipicu virus penyakit lain. Namun memang masyarakat perlu waspada dan berhati-hati agar jangan sampai menular ke orang lain dengan penanganan sedini mungkin.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P, MARS, DTM&H, DTCE, menyatakan, ada empat indikasi kuat khususnya yang baru pulang dari negara terjangkit.
"Pertama, demam yang tidak diketahui penyebabnya, nyeri otot hebat, gangguan saluran pencernaan; dan anifestasi pendarahan," katanya, Selasa (3/11/2014)..
Saat ini media tengah hangat memberitakan pasien suspect Ebola baik yang berasal dari Madiun, maupun Kediri. Hal ini dikarenakan adanya riwayat dari kedua pasien tersebut mengalami sakit sepulang dari negara terjangkit Ebola.
Mereka termasuk di antara 28 orang tenaga kerja Indonesia (TKI) yang pada 26 Oktober 2014 lalu tiba kembali di Tanah Air setelah menyelesaikan pekerjaannya dari Liberia.
“Selama di pesawat, tidak ada satupun penumpang yang sakit dan tidak ada yang memerlukan bantuan dokter," kata Tjandra.
Sesampainya di Bandara Sukarno Hatta, petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) memeriksa seluruh warga negara Indonesia (WNI) yang baru tiba dari Liberia. Berdasarkan pemeriksaan, tidak ada seorangpun dari mereka yang sakit.
“Sebagai tindak lanjut, para TKI diberi penyuluhan untuk waspada terhadap kesehatannya dalam 21 hari ke depan”, tutur Prof. dr. Tjandra.
Ternyata, setelah beberapa hari, terdapat laporan keluhan demam dari TKI yang berasal dari Madiun dan Kediri. Tentu saja, gejala demam tersebut belum tentu Ebola.
Bisa saja penyakit Malaria, atau penyakit lainnya. Memang, demi kewaspadaan dan kehati-hatian, pihak RS mengambil tindakan dengan merawat pasien suspect Ebola di ruang isolasi. (Eko Sutriyanto)
Kementerian Kesehatan Bicara Tentang Orang Madiun dan Kediri Diduga Terjangkit Virus Ebola
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Agung Budi Santoso
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger