TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Orang dengan HIV (ODHA) menyambut baik lahirnya Kartu Indonesia Sehat. Mereka berharap kartu yang digagas Presiden Jokowi ini bisa mengakomodir keperluan para ODHA.
Aditya Wardhana, Direktur Eksekutif dari Indonesia AIDS Coalition (IAC), sebuah LSM yang berbasiskan ODHA mengatakan KIS ini bisa menjadi salah satu peluang pendanaan bagi program penanggulangan AIDS yang selama ini masih sangat bergantung pada donor.
"Dengan mengakomodir ODHA serta komponen layanan yang dibutuhkan, kita bisa tekan infeksi HIV secara drastis dan juga mengurangi tingkat kematian pada ODHA", kata Aditya di Jakarta, Kamis (6/11/2014).
Selama ini, banyak ODHA yang berasal dari kelompok tidak mampu masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses JKN melalui PBI.
Hal ini khususnya dikarenakan ada persoalan administrasi kependudukan yang juga kelompok ini punyai.
Selain itu, banyak komponen perawatan dan pengobatan bagi ODHA yang selama ini juga diluar dari pertanggungan skema JKN sehingga untuk komponen-komponen ini ODHA masih diharuskan membayar dari kantung sendiri.
KIS diharapkan dapat menanggung komponen layanan yang selama ini dibutuhkan oleh ODHA namun belum bisa ditanggung oleh JKN seperti misalnya tes CD4, tes Viral Load dan beberapa obat untuk infeksi penyerta AIDS.
Selama ini tidak bisa dipungkiri bahwa dengan tersediannya layanan pengobatan pada ODHA bukan saja menurunkan tingkat kematian pada ODHA namun juga mampu menurunkan tingkat infeksi HIV baru.
Penelitian terbaru mengatakan bahwa ODHA yang mendapatkan terapi dan tingkat virus dalam tubuhnya rendah itu 96 persen menurunkan potensi penularan dari dirinya ke orang lain.
"Target dari KIS kan memang kelompok yang oleh pemerintah dikenal dengan nama Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) atau dengan kata lain adalah kelompok yang susah dijangkau dengan akses konvensional. Saya yakin pemerintahan Jokowi juga sudah memikirkan cara-cara non-konvensional untuk tetap mampu memberikan akses KIS kepada kelompok ini,' kata Aditya. (Eko Sutriyanto)