TRIBUNNEWS.COM - BEBERAPA waktu lalu, Dewi Meliana divonis bronkitis oleh dokter. Untungnya, hanya selang sekitar dua pekan kemudian, penyakit tersebut bisa sembuh setelah ia beristirahat total dan mengonsumsi obat yang dianjurkan.
Kepada Tribun Jateng, gadis yang masih kuliah di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ini bercerita, awalnya, ia merasa seperti pilek atau flu biasa yang disertai batuk. Saat malam, intensitas batuknya lebih sering dibandingkan di siang hari.
Biasanya, saat gejala tersebut muncul, Dewi beristirahat total dan meminum obat-obatan yang dijual secara bebas. Namun, setelah langkah tersebut dilakukan, demam yang menyertai ternyata tidak kunjung menurun.
Lebih dari lima hari, Dewi masih sakit. Ia juga merasakan sedikit susah bernafas lantaran banyak lendir di tenggorokan. "Aktivitas jadi terganggu. Apalagi, saat itu sudah mau ujian semester. Akhirnya, saya periksa ke dokter. Saat itulah saya baru tahu kalau sakit ini namanya bronkitis," cerita Dewi kepada Tribun Jateng.
Dewi mendapat beberapa macam obat. Di antaranya, obat pereda batuk dan antibiotik. Setelah sekitar dua pekan, ia pulih dan kembali menjalani aktivitas seperti biasa. Meski demikian, ia sudah diwanti-wanti dokter kalau penyakit tersebut bisa kambuh sewaktu-waktu. Karena itulah, ia memilih menghindari pencetus bronkhitis. Sebagai misal, udara dingin dan polusi udara.
Dewi juga berupaya menjaga ketahanan tubuh lewat joging setidaknya tiga pekan sekali. Menurutnya, seseorang tidak akan terkena penyakit jika kondisi tubuhnya selalu fit. "Olahraga yang murah saja. Lari kan bagus untuk segalanya, termasuk olah pernapasan. Pola makan juga saya jaga seperti menghindari makanan berminyak," imbuh Dewi.
dr Milchatun Ni'mah dari RSUD Bendan Pekalongan mengungkapkan, bronkitis merupakan peradangan pada bronkus atau cabang, yakni cabang dari saluran pernapasan. Penyakit ini bisa menyerang anak-anak dan orang dewasa.
Terdapat dua jenis bronkitis, yakni yang akut jika jangka waktu serangan sekitar 2-3 minggu. Satu lagi, bronkitis kronis di mana penderita akan mengidap dalam jangka waktu lama.
Penyebab bronkhitis bisa karena berbagai hal. Di antaranya, virus, parasit dan bakteri yang terhirup melalui saluran pernafasan. Selain itu, bahan kimia dan polusi udara terutama di kota besar. "Gejala yang muncul di antaranya demam, batuk dan nafas sesak karena saluran pernafasan tertutup lendir," jelas dr Milcha.
Untuk pengobatan, dokter akan melihat dahulu riwayat penyakit yang bersangkutan. Pemberian obat disesuaikan tingkat keparahan. "Yang tak kalah penting, penderita harus membentengi diri agar daya tahan kuat menghadapi serangan bakteri, virus atau polusi udara," ujarnya. (msi)