TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah kodratnya, setiap manusia pasti akan melalui proses penuaan. Anda memang tidak bisa mengelak darinya. Tapi setidaknya, Anda bisa mengambil tindakan untuk memperlambatnya.
Kabar baiknya, Anda tidak perlu merogoh kocek puluhan juta rupiah hanya untuk operasi plastik demi tampil lebih muda seperti halnya yang dilakukan para pesohor. Caranya mudah, cukup jalani gaya hidup sehat.
Pemerhati gaya hidup dokter Grace Judhio-Kahl menjelaskan, penuaan terjadi karena sel-sel yang memproduksi hormon "muda" di dalam tubuh gagal beregenerasi.
Proses yang disebut apoptosis ini terjadi di seluruh organ tubuh, seperti otak, kulit, jantung, termasuk pula sendi-sendi otot.
"Dari sinilah tanda-tanda penuaan bermula. Pada otak, apoptosis mengganggu memori sehingga muncul masalah cepat lupa," kata Grace di Jakarta Health Week 2015 yang digelar oleh Brand's Saripati Ayam di Senayan City, Jakarta, akhir pekan lalu.
Sementara itu, apoptosis yang menyerang kulit, lanjut Grace, menimbulkan kekeriputan dan garis-garis halus pada kulit wajah. Adapun apoptosis pada otot mengganggu kelincahan tubuh saat bergerak.
Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang itu menambahkan, gejala penuaan juga dapat terlihat dari lingkar perut yang membuncit.
Pasalnya, lemak pada perut yang buncit memproduksi lebih dari 250 jenis hormon yang menghasilkan protein-protein yang membuat sel-sel baik pada tubuh sulit beregenerasi.
Untuk memperlambat penuaan, sel-sel tersebut harus mendapatkan stimulasi agar dapat kembali beregenerasi secara optimal. Nutrisi tersebut salah satunya berasal dari kolagen.
Dijelaskkan Grace, kolagen adalah salah satu bahan dasar dalam pembentukan organ-ogran vital manusia, seperti otak, jantung, paru-paru, dan kulit.
Nama kolagen sendiri berasal dari bahasa Latin, "kola" berarti lem, dan "gen" yaitu produsen.
"Ibaratnya, kolagen memproduksi perekat agar organ tubuh berfungsi optimal. Namun seiring bertambahnya usia, kemampuan tubuh untuk memproduksi kolagen kian berkurang," terang Grace.
Tidak hanya karena faktor usia, gaya hidup yang buruk seperti merokok kurang istirahat, dan malas berolahraga juga ikut menurunkan produksi kolagen. Inilah cikal bakal penuaan dini.
Oleh karena itu, tubuh membutuhkan sejumlah bahan alami untuk merangsang pembentukan kolagen, seperti asam amino, vitamin B dan C, mineral, tembaga antioksidan, esterogen dan glikogen.
Sarang burung walet (edible-nest swiftlet) disebut Grace sebagai salah satu sumber terbaik segala asupan yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi kolagen.
Makanan tersebut mengandung 200 jenis glyco protein yang sangat penting untuk meregenerasi sel dan meningkatkan kolagen kulit.
"Zat ini juga merangsang pembentukan sel darah putih untuk memerangi berbagai macam penyakit," tambah Grace.
Khasiat sarang burung walet rupanya sudah dibuktikan oleh para dinasti Tiongkok yang hidup beratus-ratus tahun lalu. Mereka memanfaatkan makanan tersebut sebagai obat alami bagi para istrinya agar terlihat muda senantiasa.
Penjualan sarang burung walet di pasaran agak terbatas mengingat harganya yang cukup mahal. Sebagai solusi, suplemen yang terbuat dari sarang burung walet bisa menjadi pilihan. Salah satunya, Brand's Bird’s Nest yang diproduksi oleh PT Cerebos Indonesia.
Di kesempatan yang sama, Marketing Manager PT Cerebos Indonesia Anita Ivah Ali, menjelaskan sudah menjadi misi Brand's yang tahun ini berusia 180 tahun untuk memelihara kesehatan antargenerasi.
Sebagai komitmennya, Brand's terus berinovasi menghadirkan produk-produk kesehatan yang meningkatkan kualitas hidup manusia, Brand's Bird’s Nest salah satunya.
"Benar, bahwa penuaan tidak bisa dihindari, namun tubuh yang sehat dan berfungsi baik dapat memperlambat proses penuaan yang berlangsung,” kata Anita.
Hal ini pula yang memotivasi Brand's menggelar Jakarta Health Week 2015 di Senayan City beberapa waktu lalu.
Mengonsumsi suplemen tentu saja akan sia-sia jika tidak diimbangi dengan gaya hidup yang aktif, mengonsumsi makanan sehat dan istirahat yang cukup.
Konsumsi gula secara berlebih adalah salah satu musuh terbesar yang perlu dihindari.
"Gula membuat kolagen berbentuk aneh, bergigi yang produksi kolagen menjadi tidak bagus atau menghasilkan kolagen yang rentan rusak," kata Grace.
Adapun istirahat yang cukup mumungkinkan tubuh lebih leluasa memproduksi kolagen.