TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat diminta untuk mewaspadai gangguan mata binokuler. Gangguan ini ditandai melihat gambar buram, kabur atau berbayang baik saat melihat jauh maupun dekat.
"Gangguan refraksi binokuler dengan keluhan spesifik seperti saat melihat benda, selalu dobel, kepala mudah pusing, sakit mata atau otot leher," kata Lia Nurjanah, penanggung jawab teknisi A Kasoem di sela-sela Visit & Open House A.Kasoem Pejaten di Jakarta, Sabtu (6/6/2015). .
Jika tidak ditangani secara serius, kelainan binokuler ini akan memicu mata menjadi juling, mata malas.
"Yang paling ditakutkan adalah kehilangan penglihatan tiga dimensi yaitu kemampuan seseorang melihat kedalaman ruang," katanya.
Ia mencontohnya saat ada dua botol yang diletakkan depan belakang, bagi penderita gangguan refraksi binokuler botol menjadi sejajar.
"Anak-anak mengalami gangguan penglihatan tiga dimensinya akan kehilangan kesempatan berkarir sebagai pilot, dokter, dokter bedah, arsitek yang membutuhkan penglihatan yang memiliki kedalaman ruang," katanya.
Langkah yang perlu dilakukan adalah melakukan pemeriksaan mata sejak dini, apalagi bila kegiatan penglihatan jarak dekat memiliki durasi yang tinggi.
"Pemeriksaan bisa dilakukan pada anak di bawah 8 tahun sehingga masih bisa diupayakan langkah preventive dan rehabilitatif," katanya.