TRIBUNNEWS.COM – Teorinya, jika kita rajin menyikat gigi maka kita akan terhindar dari gigi berlubang. Tapi kenyataannya tidak demikian. Kebersihan gigi memang harus dijaga, tapi itu bukan segalanya untuk melindungi gigi dari gigi berlubang.
Faktor lain pengaruhnya tak kalah besar dalam kesehatan gigi adalah pola makan dan DNA.
"Menyikat gigi atau memakai benang gigi adalah mantra yang dipakai sejak dahulu oleh dokter gigi. Tapi jika kita melihat pada hasil studi klinis, hanya sedikit penurunannya pada risiko gigi berlubang," kata dokter gigi Page Caufield, yang meneliti tentang kerusakan gigi.
Dengan kata lain, menurut Caufield, menyikat gigi dan memakai benang gigi secara teratur tidak akan mencegah gigi berlubang.
Penyebab utama gigi berlubang adalah gula. "Kerusakan gigi sangat terkait dengan konsumsi gula. Jika kita membatasi atau menghindari gula, maka kita akan terhindar dari gigi berlubang," katanya.
Gigi berlubang adalah akibat tiga faktor yaitu: pertumbuhan bakteri, gula dalam makanan dan permukaan gigi yang rentan. Bakteri di dalam mulut akan mengubah sebagaian gula dan karbohidrat yang makan menjadi asam. Bakteri dan asam yang dibentuk menjadi endapan lengket yang disebut plak gigi.
Erosi yang ditimbulkan plak akan menciptakan lubang-lubang kecil pada permukaan email, yang awalnya tidak terlihat. Begitu email berhasil ditembus, dentin di bawahnya yang lebih lunak ikut terkena.
Walau demikian, menyikat gigi dan memakai benang gigi setelah makan bisa menurunkan risiko gigi berlubang.
Selain pola makan, rentan tidaknya seseorang mengalami gigi berlubang juga dipengaruhi faktor genetik. Hampir sepertiga gigi berlubang terjadi karena bentuk gigi dan jumlah saliva (air liur) kita.