News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perbedaan Pneumonia yang Dialami Anak-anak dan Orang Dewasa

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Selalu waspada dengan Pneumonia pada anak, mari pahami dan cari tahu bagaimana cara mencegahnya lewat langkah-langkah berikut ini

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan yang dapat menyerang berbagai kalangan usia, dari anak-anak hingga dewasa.

Namun, pneumonia memiliki perbedaan saat diderita oleh anak-anak dengan orang dewasa.

Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi RS Pondok Indah - Puri Indah dr. Desilia Atikawati, Sp. P.K.R., FAPSR pun menjelaskan apa saja yang jadi perbedaannya. 

Pertama, berdasarkan gejala, pneumonia pada orang dewasa biasanya muncul dengan batuk berdahak. 

"Kalau gejala antara pneumonia dewasa dan anak, itu kalau dewasa biasanya gejalanya batuk yang produktif ya, biasanya berdahak," ungkapnya pada diskusi media virtual, Senin (25/11/2024). 

Baca juga: Pneumonia Masih Jadi Ancaman Bagi Anak-Anak

Gejala lain pada pneumonia  yang dialami orang dewasa adalah munculnya sesak nafas, nyeri dada, demam, menggigil dan lemas. 

Pada anak-anak, gejala tersebut bisa juga ditemukan. Hanya saja, biasanya pada anak-anak disertai dengan gejala gangguan pencernaan.

"Misalnya anak yang nyeri perut, mual, muntah, diare, itu seperti itu," imbuhnya. 

Kedua, dari segi penyebab. Pneumonia pada dewasa, kebanyakan disebabkan oleh bakteri.

Sedangkan pada anak-anak, pneumonia kebanyakan disebabkan oleh virus. 

"Dan kalau penyebarannya sendiri, pneumonia itu baik oleh karena bakteri maupun virus, keduanya bisa menular. Kecuali kalau pneumonia pada jamur, dia relatif tidak menular" paparnya. 

Lebih lanjut dr Desilia menjelaskan cara penularan pneumonia. 

Penularan bisanya terjadi melalui percikan dahak atau droplet yang dilepaskan saat pasien batuk, berbicara atau bersin ke udara.

Kemudian, droplet tersebut bisa terhirup oleh orang yang sehat. Menyentuh permukaan yang terkontaminasi oleh virus atau bakteri juga bisa menyebabkan penularan. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini