News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Waspadai Penyakit yang Mengintai di Balik Kemasan Makanan Anda

Penulis: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi bungkus makanan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan kemasan pangan tidak dapat dipisahkan dari produk pangan, baik sebagai wadah maupun untuk mengawetkan makanan agar tetap terjaga kualitasnya.

Jenis-jenis kemasan pangan primer (kontak langsung dengan makanan) yang beredar di Indonesia juga beragam mulai dari styrofoam, plastik, hingga yang berbahan jenis kertas seperti kertas nasi bungkus berwarna coklat, karton duplex, karton virgin fiber, serta karton food grade.

Namun, apakah semua kemasan pangan primer tersebut terbuat dari bahan yang layak dan aman digunakan? Dalam keseharian, kertas nasi bungkus berwarna coklat dan karton duplex adalah jenis kemasan pangan primer berbahan kertas yang paling lazim digunakan sebagai kemasan nasi kotak, snack box, dan nasi bungkus.

Perlu diketahui bahwa karton duplex dan kertas nasi bungkus berwarna coklat terbuat dari kertas daur ulang yang mungkin sudah terkontaminasi dan mengandung tinta cetak, perekat, lilin, bahan pencelip, serta bahan-bahan kimia lainnya.

Selain itu, mikroorganisme dan jamur dapat tumbuh pada kertas bekas. Fakta penting lainnya yaitu ditemukannya kandungan logam berat yang relatif tinggi pada kertas yang mengandung serat daur ulang. Tidak hanya itu, kandungan mikroorganisme pada kertas tersebut juga menunjukkan nilai tertinggi dibandingkan jenis kertas lainnya.

Zat-zat berbahaya diatas berdampak negatif terhadap tubuh manusia sehingga dapat menimbulkan penyakit seperti kanker, kerusakan hati dan kelenjar getah bening, menganggu sistem endokrin, kelahiran prematur, meningkatkan resiko asma, mutasi gen, dan lain-lain.

Oleh karena itu, penggunaan jenis kertas tersebut sebagai kertas kemasan pangan primer perlu diwaspadai. Muhammad Adjidarmo, pengamat industri kertas, menegaskan tentang bahayanya penggunaan kertas non kemasan pangan.

"Kertas bekas termasuk koran dan majalah seharusnya tidak digunakan untuk membungkus bahan pangan secara langsung karena mengandung timbal yang jika terakumulasi dalam tubuh dapat beresiko membahayakan kesehatan," ujarnya.

Sayangnya hingga saat ini masih banyak ditemukan makanan jajanan seperti gorengan yang dibungkus dengan kertas bekas, padahal bahan yang panas dan berminyak akan mempermudah berpindahnya timbal ke makanan tersebut.

Bahkan jenis bahan pangan, konsentrasi, waktu kontak, serta luas permukaan kontak juga turut memicu migrasi. Salah satu penyebab maraknya penggunaan kertas non kemasan adalah karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan efek samping yang ditimbulkan.

Di samping itu, ada sebagian masyarakat yang lebih mempertimbangkan harga murah daripada kesehatan. "Sebenarnya tahu kalau kertas coklat kurang baik digunakan untuk membungkus makanan tapi tidak terpikir kalau dampaknya seburuk itu," ujar Vina (23), salah satu karyawati gerai baju di Jakarta.

Lalu Seperti Apakah Kemasan Pangan yang Aman? Jenis kemasan pangan primer berbahan kertas lainnya adalah karton virgin fiber dan karton food grade. Secara kasat mata, tidak terlihat perbedaan yang mencolok karena keduanya terbuat dari bahan dasar virgin fiber (serat alami) yang membuat tampilannya berwarna putih.

Namun, perbedaan akan terlihat disaat penggunaan, dimana karton virgin fiber akan tembus minyak, sedangkan karton food grade tidak akan tembus minyak.

"Kemasan pangan berkategori food grade aman dan layak digunakan karena 100% terbuat dari serat alami sehingga berwarna putih bersih, tidak berbintik-bintik, serta bebas dari kandungan bakteri dan senyawa berbahaya seperti benzene dan styrene (bahan baku styrofoam).

Dari segi lingkungan juga bersifat eco-friendly lantaran terbuat dari serat alami yang mudah terurai," jelas Adjidarmo.

Oleh karena itu, masyarakat dapat lebih waspada ketika membeli produk makanan yang masih menggunakan kertas daur ulang dan beralih menggunakan kemasan pangan berbahan food grade yang dapat menjamin kualitas makanan agar tidak rusak serta menjaga kesehatan tubuh agar terhindar dari bahaya pencemaran hasil produksi kemasan pangan berbahan dasar kertas bekas.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini