TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Merokok bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk diabetes melitus. Berdasarkan hasil studi Diabcare tahun 2012, sebanyak 90 persen pasien diabetes ternyata perokok.
Data ini diperoleh berdasarkan sampel sekitar 2.000 pasien diabetes di Indonesia. "Rokok juga ikut berperan. Kita bersyukur pemerintah telah memberlakukan regulasi tentang rokok untuk mencegah orang-orang merokok," ujar Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) dr Achmad Rudjianto, Sp PD, dalam Simposium Hari diabetes Sedunia di Jakarta, Sabtu (14/11/2015).
Menurut Rudjianto, asap rokok yang mengandung radikal bebas jelas bisa mengganggu kinerja insulin yang dihasilkan pankreas. Insulin dibutuhkan oleh tubuh untuk mengubah glukosa menjadi energi. Tanpa insulin, gula tetap berada dalam darah yang menyebabkan gula darah tinggi.
Sebelumnya, Ketua Pengurus Besar Persatuan diabetes Indonesia (PB Persaida) Agung Pranoto yang merupakan dokter spesialis penyakit dalam mengatakan, merokok bisa meningkatkan risiko komplikasi penyakit diabetes. Sebab, merokok bisa merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Ketua Pengurus Besar Persatuan diabetes Indonesia (PB Persaida) Agung Pranoto menjelaskan, merokok merupakan faktor utama penyebab kerusakan pembuluh darah yang meningkatkan risiko jantung koroner dan stroke.
Menurut Agung, merokok juga bisa menyebabkan saraf sensoris pada tubuh menjadi mati atau tidak berfungsi. Akibatnya, pasien diabetessering kali tidak dapat merasakan ketika adanya komplikasi penyakit lain yang muncul.
Untuk itu, pasien diabetes diminta untuk menerapkan pola hidup sehat, mulai dari pola makan seimbang, olahraga teratur, hingga berhenti merokok. Pola hidup sehat tentunya juga sangat penting untuk upaya pencegahan berbagai penyakit.