TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahun 2025-2035 medatang, Indonesia akan menghadapi fenomena bonus demografi yakni usia produktif lebih banyak dari kelompok usia non produktif.
Beberapa persyaratan yang harus terpenuhi jelang bonus demografi adalah masyarakat harus berkualitas, terserap dalam pasar kerja, meningkatnya tabungan di tingkat rumah tangga serta meningkatnya perempuan yang masuk dalam pasar kerja.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010-2014 telah membahas penataan pada segala bidang dalam rangka meningkatkan kualitas SDM termasuk kemampuan IPTEK dan penguatan daya saing perekonomian.
"Namun kondisi saat ini dinilai masih harus banyak menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah yang menunjang persyaratan jelang bonus demografi tersebut," kata Asri Permata Manager Kesehatan dan Gizi Lembaga Kemanusiaan PKPU di Jakarta, Selasa (26/1/2016).
Salah calon kelompok usia produktif pada masa tersebut salah satunya merupakan balita pada masa kini.
Namun yang disayangkan kondisi balita pada saat ini berada dalam kemelut kekurangan gizi yang mencapai 19,6 persen tahun 2013, bahkan kondisi ini lebih buruk dari tahun 2007 dengan prevalensi 18,4 persen.
"Faktor kemiskinan akhirnya berimbas kepada sulitnya mendapatkan makanan layak, pola asuh yang buruk serta pendidikan yang rendah," katanya.
Oleh karena itu perlu adanya kontribusi dari seluruh pihak dari berbagai lapisan masyarakat untuk peduli terhadap permasalahan tersebut secara holistic.
Peran serta kita dalam menjaga 1000 hari pertama kehidupan secara baik akan membantu mencerahkan masa depan Indonesia. PKPU mengambil peran dalam membangun kemandirian masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat melalui Program Sahabat Gizi Kita (SAGITA).
Fakta ini mendorong PKPU dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional 25 Januari 2016 melaksanakan berbagai kegiatan edukasi gizi di 8 wilayah di Indonesia.
Kegiatan edukasi yang dilakukan terdiri dari kampanya gizi di masyarakat, lomba balita sehat, lomba masak makanan sehat, penyuluhan gizi, dan kunjungan ke rumah keluarga balita untuk konseling keluarga.
Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan di Desa Tenjo Bogor, Desa Sujung Serang, Kelurahan Namosain Kupang, Desa Sesela Lombok, Jeneponto Sulawesi Selatan, Desa Keteguhan Lampung, Solo dan Desa Tritip Kalimantan Timur.