Laporan Wartawan Tribunnews.com, Achmad Rafiq
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pola makan yang tidak sehat dan kurangnya olahraga menjadi beberapa penyebab timbulnya penyakit gangguan dan kerusakan pada saraf atau yang disebut Neuropati.
Warga di Jakarta pun menjadi salah satu lokasi yang beresiko menderita Neuropati. Meskipun tingkat kesadaran untuk bergerak sudah banyak, tapi untuk pola makan, masih kurang.
"Masyarakat kita lebih suka makan kenyang. Kalau sudah olahraga sering, itu bagus. Tapi harus diupayakan makan sehat juga," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan RI, dr. Lily S Sulistyowati.
"Banyak dari warga Jakarta yang ikut car free day, setelah itu apa?, mereka makan tapi tidak tahu sehat atau tidak. Itu yang salah dari kita," sambungnya.
Ketika ditemui dalam rangka pekan Neuropati yang bertajuk '#LawanNeuropati di Pantai Karnaval Ancol, Jakarta Utara, Minggu (15/5/2016) pagi, Lily mengatakan 50 persen makanan yang dikonsumsi masyarakat harus buah dan sayur.
Berdasarkan hasil survei di Neuropathy Check Points Neurobion 2015 kepada 16.800 pasien di 11 kota Indonesia, maka 43 persen dari jumlah tersebut beresiko terkena Neuropati.
"43 persen warga beresiko alami Neuropati dan di Jakarta lebih tinggi resiko Neuropati sebesar 47 persen dibandingkan daerah lainnya," lanjut Head of Marketing Consumer Health PT Merck Tbk, Anie Rachmayani.
Anie menambahkan, banyak sekali penyebab yang mempengaruhi adanya penyakit Neuropati, misalnya penderita diabetes, gizi yang tidak seimbang dan kurang olahraga.