TRIBUNNEWS.COM - Seorang dokter anak dari Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita, Jakarta Barat. dr Rifan Fauzie, Sp.A (K) menceritakan kasus yang dialami pasiennya.
Sempat hanya dikira batuk biasa, ternyata kasusnya lebih dari itu.
Seperti yang dibagikan dalam laman facebook Room for Children.
Dikisahkan, suatu saat ia kedatangan seorang Mama muda membawa bayi kecil--usianya sekitar 10 hari--ke tempat praktiknya,
Adapun keluhan yang dialami oleh si kecil mirip dengan penyakit saluran pernapasan atas (ISPA).
Gejalanya berupa batuk-batuk disertai gejala stridor (dalam bahasa medis), yaitu suara seperti orang mengorok, bunyinya, "Grok grok grok."
Setelah melakukan wawancara serta pemeriksaan, sang dokter meyakini, gangguan yang dialami si kecil bukan penyakit saluran pernapasan.
Setelah mendengar keluhan dan melakukan pemeriksaan, dokter pun berinisiatif melakukan pemeriksaan rontgen dada pada pasien cilik.
Ternyata, hasilnya didapati ada gambaran benda asing di daerah sekitar leher. Selanjutnya dilakukan tindakan untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Akhirnya dengan tindakan laringoskopi benda asing itu dapat dikeluarkan. Wah, ternyata ada baterai lithium yang tertelan dan tertahan pada bagian atas kerongkongan (esofagus) si kecil.
Ini dia baterai lithium yang ada di kerongkongan si kecil. Fotonya ada di bawah ini.
Baterai ini bentuknya bulat dan pipih, mirip dengan baterai jam tangan tapi ukurannya cukup besar.
Baterai ini lazim ada dan digunakan pada mainan anak-anak seperti boneka, mobil-mobilan, mainan masak-masakan, dan mainan lain yang memerlukan tenaga baterai.
Untunglah tertahannya di kerongkongan, bayangkan bila sampai tersedak masuk saluran nafas yang bisa menyumbat pernafasan adik bayi. Gawat, bukan?
Pertanyaannya, kenapa si kecil sampai tersedak baterai lithium? Begitu penuturan sang Mama
Setelah ditelusuri melalui wawancara ibu pasien, didapat kronologis seperti ini:
Kakak pasien umur 4 tahun waktu itu diminta ibunya untuk menemani adik bayinya. Beberapa saat kemudian si bayi jadi batuk-batuk dan belakangan kalau napas timbul suara mengorok atau stridor.
Kecurigaan awal jangan-jangan si bayi dimasukkan sesuatu seperti benda kecil oleh kakaknya. Kecurigaannya pada anting kakaknya yang dimasukkan ke mulut adiknya. Karena ibunya meliat anting-anting kakaknya tinggal satu.
Pelajaran yang dapat diambil: Awasi selalu si kecil oleh orang dewasa atau orang yang sudah memiliki nalar dan kemampuan kognitif yang baik. Hindari memberikan kepercayaan pengawasan si kecil pada balita.
Ingat, pada masa balita, rasa ingin tahu anak sangat besar, fungsi nalarnya belum berjalan dengan baik, sehingga tidak tahu apakah yang dikerjakannya berbahaya atau tidak.
Hal penting lainnya, pastikan tidak ada benda-benda yang ukuranya lebih kecil dari mulut bayi atau anak kita. Bayi pada fase tertentu suka memasukkan sesuatu pada mulutnya dan itu berisiko menelan/kemasukan benda asing yang ada di sekitarnya.
Dalam kasus ini bayi masih usia 10 hari belum bisa menjangkau sesuatu dan memasukkan sendiri benda ke mulutnya.
Artinya, besar dugaan (karena tidak ada saksi mata yang melihat) sang kakak yang "iseng" memasukkan baterei lithium itu ke mulut sang adik, kemudian tertelan dan menyangkut di tenggorokan.