TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Obesitas adalah fenomena dunia modern yang diet tinggi lemak dan kalori serta hidup kurang gerak dan menjadi awal berbagai penyakit kronik.
Di Indonesia, kasus obesitas tahun 2013 mencapai 17,7% atau naik dari 13,9% di tahun 2007. Pada perempuan, kasus obesitas di tahun 2007 baru 14% namun di tahun 2013 mencapai 32%.
Obesitas terutama obesitas sentral (lemak perut) menyebabkan inflamasi dan mengganggu sensitivitas insulin dan berakhir pada diabetes.
"Lemak viseral atau lemak perut, adalah sumber inflamasi dan memicu berbagai masalah kesehatan dan penyakit kronis,' kata dr Stella Bella M.Gizi SpGK saat diskusi Asupan Serat sejak Dini Cegah Penyakit Kronis, di Jakarta, Rabu (16/11/2016).
Selain penyakit jantung dan diabetes, penyakit kronis lain yang disebabkan obesitas di antaranya sleep apnea, sakit pinggul, GERD (asam lambung naik), hipertensi, nyeri lutut atau osteoarthritis dan sebagainya.
"Obesitas dapat dicegah dengan hidup sehat yakni makan sehat, cukup minum air, mengurangi stress dan olahraga cukup,' katanya.
Terkait gaya hidup diet yang sehat, serat memiliki peran yang besar.
Dalam tumpeng gizi, serat yang banyak terkandung di buah dan sayur ada di tingkat kedua untuk porsi yang harus diperbanyak setelah karbohidrat.
Dalam sehari minimal 4-5 porsi buah dan sayur.
Asupan serat pangan di Indonesia direkomendasikan 10-13 gram/hari dalam 1000 kkal dan 25-30 gram dalam 2.100 kalori.
Ada dua jenis serat yaitu serat yang terlarut dan tidak terlarut di air yang terdapat dalam buah dan sayur.
"Untuk ibu hamil dan menyusui kebutuhannya lebih tinggi. Mekanisme kerja serat adalah sumber serat masuk ke lambung untuk dihancurkan seperti susu kental sebelum masuk ke usus halus untuk diserap sari-sari makanan," katanya.
Jika tidak ada serat semua akan diserap termasuk kolesterol.
Jika ada serat maka kolesterol akan diikat oleh serat sehingga tidak akan diserap usus halus lalu serat beserta sisa makan akan masuk ke usus besar untuk dibuang.