Makanan cepat saji, seperti: burger dan kentang goreng, selain kadar mikronutriennya sedikit, cara memasaknya pun dapat mengurangi nilai gizi di dalamnya.
Kentang, misalnya, setelah digoreng hingga beberapa menit, maka kandungan vitaminnya akan berkurang, bahkan hilang.
Ditambah lagi, makanan ini tinggi lemak dan karbohidrat yang manfaatnya terhadap otak sangat sedikit.
Jadi, ketika anak gemar mengonsumsi fast food, sementara asupan sayuran dan buahnya kurang, wajarlah jika pertumbuhan otaknya tidak akan optimal.
Sebab, kata Dr. Annet Nyaradi, peneliti dari Science Network, asupan tinggi lemak dan karbohidrat sederhana jenuh memungkinkan penurunan fungsi hippocampus di otak yang terkait dengan proses pembelajaran dan memori seseorang.
Itulah mengapa, ketagihan pada fast food yang gurih perlu dicegah.
Selain kandungan gizinya yang tak seimbang dan membuat anak jadi bodoh, penelitian juga membuktikan, terlalu banyak mengonsumsi makanan kaya lemak dan karbohidrat ini menjadi salah satu pemicu anak mengalami kelebihan berat badan.
Kelebihan berat badan akan semakin membatasi gerak anak, padahal aktif bergerak menjadi salah satu bagian yang dapat membantu meningkatkan kemampuan motorik dan juga kecerdasan anak.